Anak Tunggal Tumbuh Penyayang

Ada anggapan bahwa anak tunggal pasti sulit berbagi. ‘Kondisi’ yang membuat ia merasa tidak perlu berbagi. Sebenarnya, anak tunggal juga bisa tumbuh menjadi anak yang penuh kasih sayang, pemurah, pengertian, serta mampu berempati dengan orang lain. Tentu saja, ini semua sangat tergantung pola asuh orang tua. Nah, anak tunggal bisa menjadi anak yang egois karena tidak ada yang menandingi dirinya.

Anak pun tumbuh dan berkembang menjadi anak yang dominan di dalam keluarga. Ia selalu menjadi pusat perhatian dan perilakunya selalu dibela dan segala keinginannya selalu dipenuhi. Inilah yang menyebabkan anak tunggal sulit memahami perasaan orang lain. Baginya, perasaan dan pendapat dirinya yang paling penting dan selalu benar.

Sebenarnya, wajar-wajar saja anak tunggal menjadi pusat perhatian. Namun, ini bukan berarti segala keinginannya selalu dipenuhi atau segala perilakunya dibenarkan. Bila salah, ia tetap harus mendapat konsekwensinya. Jika keinginan anak berlebihan, orang tua wajib memberi pengertian seputar hal tersebut.

Jadi, meski pun anak tunggal, bila orang tua mampu bersikap objektif dengan si kecil, anak pun belajar untuk mengembangkan sudut pandang yang berbeda  dari pemahamannya sendiri. Dan, yang lebih mendasar lagi, anak tetap memiliki sikap pemurah dan empati.

Mama bisa mengajarkan anak berempati dengan memberi contoh untuk berbagi pada keluarga dan orang terdekatnya. Contoh sederhana dalam keseharian adalah, setiap dari berpergian, Anda bisa mengajarkan anak untuk membelikan oleh-oleh kepada kakek, nenek atau bahkan anggota keluarga lainnya ketika sedang berpergian.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia