Beda Anak Berjiwa Pemimpin dan Bossy

Ada anak yang memang seolah terlahir dengan bakat memimpin. Namun sebetulnya, kepemimpinan adalah sebuah keahlian yang bisa diasah dan dikembangkan pada setiap anak.

Nindy (6) suka sekali memerintah. Tak cuma si mbak yang sering diperintahnya untuk mengambilkan minum atau mainannya, Nindy juga suka memberi perintah kepada teman-temannya. Dalam hal permainan, misalnya, Nindy akan menentukan jenis permainan yang akan dimainkan, mengatur jalannya permainan, sekaligus membuat peraturannya. Ia sangat jarang mau mendengarkan pendapat atau masukan teman-temannya. Bagi Nindy, semua harus berjalan sesuai keinginannya.

Sekilas Anda mungkin akan mengambil kesimpulan bahwa Nindy adalah anak berjiwa pemimpin. Tapi sebenarnya tidak. Meski Nindy memiliki kepercayaan  diri, serta bersedia mengambil wewenang dan tanggung jawab, ia bersikap bak diktator dan mendominasi, serta tidak menghargai perasaan dan keinginan orang lain.

Sikap ini disebut sebagai bossy. Berbeda dari pemimpin, ketika pemimpin haruslah mempertimbangkan kebutuhan orang lain, mendengarkan orang lain, serta memiliki tujuan positif yang menguntungkan semua pihak, dan bukan hanya untuk dirinya sendiri.

Anak yang berjiwa pemimpin biasanya tampak menonjol di antara teman-teman sebayanya, baik dalam hal kemampuan kognitif, ketrampilan berkomunikasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Mereka juga menyukai tantangan dan kreatif dalam menemukan cara-cara pemecahan masalah.

Nah, karena kepemimpinan merupakan kemampuan yang bisa diasah dan dikembangkan, maka anak-anak berjiwa ‘bos’ alias bossy seperti Nindy sebenarnya bisa ‘dipupuk’ agar menjadi anak-anak dengan jiwa pemimpin. Lalu, bagaimana dengan anak yang biasa-biasa saja? Sama saja, mereka pun bisa Anda latih untuk memiliki jiwa pemimpin.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia