Sindroma Kepala Datar pada Bayi

Sindroma kepala datar atau flat head syndrome sering dialami oleh bayi. Orang banyak menyebutnya dengan istilah ‘kepala peyang’. Kondisi ini timbul karena posisi kepala yang terlalu lama di satu sisi yang sama.

Ada 2 jenis sindroma kepala datar yang bisa terjadi pada bayi, yaitu:

• Plagiochepaly (perataan pada tengkorak bayi). Terjadi karena distorsi asimetris tulang kepala atau merata di satu sisi kepala. Hal ini biasanya disebabkan karena posisi telentang di satu sisi yang terlalu lama.

• Tortikolis (ketidakseimbangan pada otot leher). Biasanya ditandai dengan nyeri yang hilang timbul atau kejang yang terus menerus pada otot-otot leher, sehingga mendorong kepala berputar dan miring ke depan, ke belakang, atau ke samping.

Sindrom akepala datar ini bisa membuat bentuk kepala bayi tidak indah, apalagi jika bayi Anda tidak berambut alias botak. Bentuk kepala datarnya akan semakin terlihat jelas. Dalam jangka panjang, sindrom kepala datar dapat berpengaruh kepada kemampuan penglihatan, pendengaran, kognitif, dan keterlambatan motorik. Sindrom ini semakin banyak dialami oleh bayi. Diperkirakan sekitar 48% bayi di usia 5 bulan mengalami masalah dengan kepala datar.

Bisakah dicegah? Tentu saja, Ma. Salah satu cara pencegahan yang paling sederhana adalah dengan mengubah posisi tidur bayi secara berkala. Jangan biarkan bayi terus-menerus tidur atau berbaring dalam posisi telentang. Sesekali, Anda boleh, kok, memiringkannya, atau menidurkannya dalam kondisi tengkurap.

Atau, bisa juga Anda memakaikannya topi khusus yang memang diciptakan untuk menyokong pergerakan kepala dan leher bayi sehingga terhindar dari sindroma kepala datar.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia