Anak dan Kekerasan di Media Televisi

Pertanyaan mengenai adegan-adegan kekerasan di beberapa tayangan TV dan hubungannya dengan banyak kekerasan di kehidupan nyata kembali naik ke permukaan. Kekhawatiran setiap orang tua mungkin sama, dimana tayangan yang megandung kekerasan yang ditonton oleh anak-anak dapat mempengaruhi perilaku mereka baik di masa sekarang, maupun di masa depan. Apalagi jika Anda dan pasangan adalah orang tua yang bekerja dan sibuk, rasanya sulit untuk menemukan banyak waktu untuk duduk menonton TV bersama anak. Jadi, bagaimana orang tua dapat memastikan bahwa anak-anaknya menonton tayangan yang sesuai dengan umur mereka?

Kontrol konten acara TV. Berbagai macam provider TV kabel sekarang ini sudah menyediakan layanan yang dapat membantu Anda untuk memblokir konten-konten tayangan TV yang tidak Anda inginkan untuk disaksikan oleh anak Anda.

Perhatikan juga iklan-iklan di TV. Anda sudah mengontrol konten dari tayangan di TV, tapi perlu Anda ketahui bahwa iklan-iklan di TV juga banyak yang kurang baik dan ‘liar’. Inilah sebetulnya dampak positif dari adanya mesin perekam acara TV (termasuk iklannya) – Anda cukup menyetel ulang kembali tayangan TV dalam sehari dan dapat mengetahui apakah ada hal-hal yang kurang baik.

Tonton tayangan Anda sendiri. Saat pagi hari, dimana Anda dan pasangan sedang bersiap berangkat kerja, dan anak-anak Anda akan berangkat sekolah, seringkali orang tua menyetel tayangan berita. Padahal, konten berita pun cukup banyak memaparkan tentang kekerasan dan hal itu dapat membuat anak-anak yang sudah cukup besar menjadi takut, karena mereka sudah mengerti bahwa hal-hal yang mereka lihat di TV itu adalah kejadian nyata.

Saling terbuka antara anak dan orang tua. Anda tidak mungkin bisa terus menerus mengontrol apa yang anak Anda tonton saat Ia sedang berada di rumah temannya. Atau mungkin, Anda menelepon anak dan menanyakan apa Ia sedang menonton hal-hal yang tidak baik, yang justru malah akan membuatnya merasa tak nyaman. Sebenarnya, ‘penangkal’ agar anak tidak menonton tayangan yang seharusnya tidak ia tonton adalah dengan menggunakan hal tersebut menjadi momen belajar. Tanyakan pada anak, “Bagaimana mereka menyelesaikan masalah mereka? Apa kira-kira konsekuensi dari perbuatan mereka itu? Apakah ada cara lain yang sebenarnya dapat mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah?” Anda harus membuat anak Anda mengerti bahwa suatu masalah dapat diselesaikan tanpa adanya kekerasan.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia