Anak Meniru dari Lingkungan

Masalahnya, semakin bertambah usia anak, ia tak hanya memiliki satu model-yaitu orang tuanya-untuk ditiru. Menurut Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd, psikolog anak dan keluarga, yang kerap disapa Diana ini, meski orang tua sudah memberikan contoh terbaik untuk anak, tetapi anak juga bisa belajar meniru dari lingkungan, misalnya televisi, pengasuh, guru, dan teman-teman di sekolah.

Program televisi yang berisi banyak adegan kekerasan, bully, dan kata-kata kasar, sangat mungkin diserap dan kemudian ditiru oleh si kecil. Jadi, sebagai orang tua, tugas Anda tak sekadar memberi contoh perilaku yang baik, tapi juga memilih lingkungan yang dapat memberi pengaruh baik untuk anak. Anda mungkin tak bisa sama sekali melarangnya menonton film superhero sementara semua teman-teman di sekolahnya membicarakannya.

Tapi Anda bisa mendampinginya untuk memberi pengertian bahwa meskipun di televisi si superhero memukul musuhnya, bukan berarti di dunia nyata ia juga boleh memukul temannya dengan cara yang sama seperti si superhero tersebut.

Diana menambahkan bahwa role model lain yang juga sangat mungkin untuk ditiru anak adalah pengasuh. Terutama bagi balita, sosok pengasuh sangat besar pengaruhnya, karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan pengasuhnya dibandingkan dengan teman sebaya.

Apalagi jika kedua orang tua bekerja di luar rumah. Kemungkinan anak lebih banyak meniru pengasuh ketimbang orang tuanya. Lama-lama, orang luar mungkin akan melihat bahwa anak Anda jauh lebih ‘mirip’ si mbak ketimbang Anda.

"Beberapa waktu lalu, saya pernah memerhatikan ada teman sekelas anak saya yang memiliki cara berbicara agak sengau. Dan saya juga memerhatikan bahwa seorang ibu yang kerap mengantar dan menjemputnya memiliki cara berbicara yang sama dengan anak tersebut. Saya tahu, ibu tersebut bukan orang tuanya. Tapi dari kesamaan mereka, saya bisa menebak bahwa ibu itu adalah pengasuh yang sangat dekat dengan si anak," ujar Diana.
   
Kadang, orang tua sering tidak sreg dengan perilaku si pengasuh yang ditiru oleh anaknya. Entah karena tak sesuai dengan nilai yang dianut orang tua, atau sekadar cemburu. Dan menurut Diana, pada orang tua yang cemburu, sering terjadi si anak akhirnya dipisahkan secara paksa dari pengasuhnya, dengan cara memberhentikan si pengasuh.

“Padahal, cara ini justru mengorbankan anak, ketika ia dipisahkan tiba-tiba oleh seseorang yang sangat dekat dengannya,” kata Diana.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia