Anak Senang Bicara Sendiri, Normalkah?

Bukan hanya anak-anak, sebenarnya semua orang—termasuk orang dewasa, senang berbicara sendiri, Ma. Bedanya, menurut Arlene Eisenberg, penulis buku What to Expect The Toddler Years adalah, orang dewasa sudah belajar melakukannya di dalam hati, sehingga tidak ada orang lain yang mendengar.

”Berbicara sendiri itu sebenarnya adalah proses berpikir seseorang yang tercetus keluar dalam bentuk kata-kata,” kata Eisenberg.

Pada usia sekitar 2 tahun, batita baru saja belajar merumuskan pikirannya ke dalam bentuk kata-kata. Nah, upaya merumuskan ini akan terasa lebih mudah jika ia mengucapkannya dengan suara keras—persis seperti seseorang yang baru belajar membaca. Makanya, dalam tahapan ini, anak belum mampu membedakan antara proses berpikir di dalam hati dengan proses berpikir yang diungkapkan lewat kata-kata.

Kebiasaan berbicara sendiri juga terjadi karena didorong keinginan anak mempraktekkan kemampuan berbahasa yang belum lama ini baru ia kuasai. Bukan hanya itu, anak juga senang mendengar suaranya sendiri, Ma. Seiring dengan meningkatnya kemampuan berbahasa batita, ia akan semakin senang mendengarkan dirinya sendiri berbicara.

Lama-kelamaan, bersamaan dengan meningkatnya usia dan semakin terasahnya kemampuan anak dalam berbicara, ia akan mulai lebih sering berpikir di dalam hati—meskipun kebiasaan berbicara sendiri masih akan terus bertahan sampai ia memasuki usia pra-sekolah atau bahkan lebih dari itu.

Sembari menanti anak memperbaiki kemampuannya berbicara di dalam hari, hindari mengkritik apalagi menghukum anak karena berbicara sendiri. Anggap saja ini adalah fase unik dalam kehidupan si kecil, yang pada suatu hari nanti akan Anda rindukan kehadirannya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia