Anak Terobsesi Makan Sehat

Awalnya mungkin Anda mengajak anak makan sehat, misalnya lebih banyak makan sayur dan buah serta menghindari makanan berpengawet. Namun, makin lama daftar 'makanan haram' makin panjang sampai pada titik ekstrim penderita hanya menyantap jenis-jenis makanan tertentu saja yang dianggapnya sehat.

Membaca banyak berita soal bahayanya pengawet makanan dan garam-garaman, pestisida pada buah-buahan dan sayuran, gula dan pemanis, pewarna makanan, penyedap makanan dan lemak terhadap kesehatan, mungkin ada orangtua yang jadi terobsesi membentuk pola makan sehat pada anak-anaknya. Melarang konsumsi permen, camilan manis, gorengan dan makanan yang mengandung penyedap, dan hanya menyediakan bahan makanan organic bagi anak-anaknya. Berlebihan nggak sih?

Berusaha makan sehat merupakan hal positif, namun jika terlalu ekstrim justru dapat menimbulkan hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Menurut Sondra Kronberg, direktur nutrisi dari Eating Disorder Collaborative Nutrition Counseling Specialists di New York, AS, pembatasan pilihan makanan yang sangat ketat dan kaku bisa mengakibatkan malnutrisi karena asupan gizi yang tak seimbang.

Sebuah artikel yang ditulis di New York Times memberitakan bahwa para ahli gizi di Amerika Serikat mulai menerima klien anak-anak yang mengalami kecemasan saat harus makan akibat orangtuanya terlalu ekstrim menerapkan pola makan sehat. Cynthia Bulik, direktur program eating disorders di University of North Carolina menceritakan klien kecilnya yang sangat khawatir setiap diundang ke pesta ulang tahun teman karena takut memakan kue-kue yang tinggi gula dan camilan lain yang tinggi garam.

Katie Wilson, presiden School Nutrition Association di AS, menekankan bahwa yang penting diketahui oleh anak-anak adalah bahwa mereka harus menyantap berbagai variasi makanan yang secara alami berwarna-warni dan semua dimakan dalam porsi yang wajar. Tak perlu membesar-besarkan soal bahayanya pengawet, garam, lemak dan pestisida.  

Photo: Corbisimages

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia