Beda Anak Asperger dari Autis

Berbeda dari anak autis yang dapat didiagnosis di bawah umur 2 - 3 tahun, anak dengan asperger baru bisa terdekteksi biasanya pada usia 6-11 tahun.

Hans Asperger, seorang dokter spesialis anak asal kota Wina, Austria, memperhatikan, meskipun anak tingkat intelegensia normal serta kemampuan bahasa baik, namun mereka memiliki kekurangan dalam kemampuan bersosialisasi. Umumnya mereka tidak mampu berkomunikasi secara efektif serta kemampuan koordinasi yang kurang baik.

Menurut Clinical Assistant Professor of Pediatrics Jefferson Medical College Philadelphia, Susan B. Stine, MD karakter dari anak dengan sindrom asperger adalah kurangnya kemampuan berinteraksi sosial, pola bicara yang tidak biasa dan tingkah laku khusus lainnya. Kemudian, anak-anak dengan sindrom asperger biasanya sangat sulit untuk menampilkan ekspresi di wajahnya serta sulit untuk membaca bahasa tubuh pada orang lain.

Maka itu, sindroma asperger juga dapat dijabarkan sebagai gangguan perkembangan dengan gejala berupa gangguan bersosialisasi, sulit menerima perubahan, suka melakukan hal sama berulang-ulang, serta terobsesi dan sibuk sendiri dengan aktivitas yang menarik perhatian.

Sesuai dengan perkembangan otak, jika kelainan itu diketahui lebih dini, maka bisa distimulasi atau diberi obat agar berkembang ke arah yang baik. Namun, kalau sudah terlambat deteksinya, yaitu sudah berusia lima atau enam tahun, maka sulit penanganannya karena perkembangan otak sudah berhenti.

Cara terapi yang paling baik adalah mengajarkan anak berinteraksi dengan orang lain. Terapi dalam bentuk peer group akan lebih baik lagi. Anak asperger biasanya memiliki kecerdasan tinggi, maka orangtua akan dengan mudah mengajarkan emosi sosial. Misalnya, mengajarkan bagaimana harus bersikap jika menghadapi situasi tertentu.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia