Belajar Bahasa Tubuh di Depan Anak

Anak Anda diam-diam memakai lisptik Anda. Akibatnya, bibir dan mukanya belepotan warna merah. Segera Anda berkata, ”Nggak boleh, ini punya Mama!” yang dibalas dengan senyum malu. Mungkin saja ucapan Anda tidak dibarengi dengan ekspresi sesuai, apakah Anda mengatakan larangan tersebut sambil tersenyum melihat mukanya yang lucu?

Di usia 3-5 tahun, perkembangan kemampuan bahasa anak Anda mulai pesat. Namun sebenarnya mereka juga masih sangat bergantung pada petunjuk non-verbal, berupa intonasi suara atau ekspresi wajah Anda.

Jadi hati-hatilah ‘Ma, wajah Anda ‘bicara’ lebih banyak dibanding ucapan Anda. Berikut beberapa sinyal ambigu yang sering disalahartikan anak:

- Walaupun kesalahan anak bisa membuat Anda tertawa, usahakan tidak berdecak sambil tersenyum. Sebaiknya Anda mengerutkan dahi atau berekspresi netral saja.

- “Kita pergi sekarang ya!” Intonasi suara meninggi di akhir perintah ini justru terdengar seperti tawaran ‘ya’ atau ‘tidak’. Sebaiknya gunakan intonasi datar atau akhirnya dengan intonasi rendah, “Kita pergi sekarang,” yang lebih jelas sebagai perintah.

- Relaks, meskipun Anda khawatir. Bayangkan ketika Anda bilang padanya, “Tenang saja, kelas baru kamu pasti menyenangkan” sambil menggenggam tangannya erat dan mata Anda menerawang ke dalam kelas itu, tentulah anak merasakan kecemasan Anda. Jadi usahakan intonasi dan tindakan Anda juga terlihat relaks saat menenangkan anak Anda. Fina Khairaty/foto:dok.feminagroup)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia