Ciptakan anak tahan banting

Bisa dipastikan semua orangtua ingin anaknya tumbuh menjadi tipe orang yang terakhir disebutkan ini. Orangtua pasti ingin anaknya mampu mengatasi segala kesulitan dan kekecewaan. Ibaratnya seperti bola bekel yang bisa selalu ‘membal’ atau kembali melambung setelah dijatuhkan.

Bagaimana caranya agar anak tahan banting terhadap kekecewaan, kegagalan atau kesulitan dalam hidup? Biarkan anak mengalami atau merasakan kekecewaan tersebut. Percayalah, sejago-jagonya orangtua, tidak mungkin mengelakkan anak dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Justru biarkan anak mengalaminya secara alamiah agar dia bisa belajar.

Respon tepat untuk anak

Berikut beberapa contoh kejadian, dan cara tepat meresponnya:

Contoh kejadian

 

Respon negatif

 

Respon positif

 

Anak terjatuh ketika sedang belajar jalan.

 

Berteriak panik dan langsung menggendong anak.

 

Dekati dengan sikap tenang. Jika tidak parah jatuhnya, beri kesempatan anak untuk berdiri sendiri. Beri pujian padanya jika ia bisa berdiri lagi.

 

Anak berebut mainan dengan anak lain.

 

Membantu anak merebut mainan dari anak lain atau memaksa anak untuk mengalah.

 

Cukup amati dari jauh, biarkan anak menyelesaikannya sendiri. Jika ‘pertempuran’ sudah semakin sengit, ambil anak Anda dan tenangkan dia atau ambil mainan yang menjadi sumber keributan.

 

Anak menangis frustrasi karena tidak bisa memainkan mainannya.

 

Menyingkirkan mainan tersebut dan bilang pada anak agar tidak bermain dengan mainan yang bikin susah itu lagi.

 

Duduk di sampingnya, dan katakan, “Kamu kesal ya? Kita coba sama-sama, yuk.”

 

Anak terpeleset ketika sedang bermain di halaman rumah.

 

Melarang anak untuk tidak lagi main di luar rumah karena takut nanti dia terjatuh lagi.

 

Beri terus kesempatan untuk bermain bebas di halaman. Toh, sesekali jatuh tidak apa.

 

PAR 0108

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia