Deteksi Dini Anak Autisme

Untuk mendiagnosis apakah seorang anak menderita Autism Spectrum Disorders (ASDs) memang bukan pekerjaan mudah. Sampai sekarang, belum ada tes tertentu – tes darah, misalnya -- yang bisa memastikan.

Deteksi dini lewat observasi umumnya bisa dilakukan di usia 18 bulan atau bahkan lebih muda lagi. Tapi, diagnosis yang dilakukan oleh seorang profesional di usia anak sekitar 2 tahun sebetulnya sudah bisa memberikan hasil meyakinkan.

Sayangnya, banyak anak tidak memperoleh diagnosis final itu sampai mereka sudah terlalu besar. Akibatnya, anak melewatkan usia keemasan (golden ages)-nya, yaitu usia terbaik sebelum anak mencapai 5 tahun, untuk mendapatkan pertolongan/terapi yang dibutuhkan. Padahal, bila terapi diberikan pada masa-masa ini, peluang bagi anak untuk mencapai kemajuan berarti bisa lebih besar.

Berikut dua tahap yang perlu ditempuh untuk mendiagnosis apakah seorang anak menyandang ASDs atau tidak.   

1. Pemeriksaan tumbuh kembang anak (developmental screening), tes singkat untuk mengetahui apakah anak sudah bisa menguasai kemampuan dasar sesuai usianya atau mengalami keterlambatan. Dokter

biasanya akan menanyai orangtua dan mengajak anak bermain untuk mengevaluasi apa yang telah dikuasai anak, termasuk gerakan, perilaku dan kemampuan bicaranya. Setiap keterlambatan bisa menjadi sinyal adanya masalah. Perhatian khusus perlu diberikan bila anak lahir dengan berat badan kurang, tidak cukup umur, atau memiliki kakak atau adik yang merupakan penyandang ASD. Bila melihat adanya sinyal masalah, dokter akan menyarankan evaluasi lebih lanjut untuk dapat memastikan.

2. Evaluasi komprehensif. Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan lebih teliti mengenai perilaku anak. Ini bisa termasuk pemeriksaan penglihatan dan pendengaran, tes genetik, tes syaraf, dan berbagai tes medis lainnya.

Biasanya, bila pemeriksaan awal dilakukan oleh dokter anak, Anda akan dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis syaraf, ahli tumbuh kembang anak, psikolog anak, atau psikiater.

Meski sampai saat ini belum ada obat untuk penderita ASDs, intervensi awal bisa meningkatkan perkembangan anak secara signifikan. Terapi biasanya meliputi upaya untuk membantu anak belajar bicara, berjalan, dan berinteraksi dengan orang lain. Jadi, jangan tunda untuk segera membawa si kecil ke ahlinya bila Anda curiga ia mengalami keterlambatan atau masalah perkembangan lainnya.

Baca juga: Anak Autis Juga Bisa Belajar

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia