Hukuman Pertama Anak

Memberi anak, terutama usia batita hukuman yang pertama adalah langkah cukup besar karena memberi kesempatan baginya untuk menenangkan diri tanpa bantuan pengasuhnya.

“Hukuman sudah bisa digunakan secara efektif pada anak usia 18 bulan,” ujar Edward R. Christophersen, Ph.D., psikolog klinis anak pada Children’s Mercy Hospital di Kansas City, Missouri.

Bagaimana caranya? Ikuti 4 aturan berikut:

Aturan 1 Jangan memarahi. “Kalau kamu melempar truk itu sekali lagi, kamu akan Mama hukum!” Pesan yang ditangkap anak: Aku boleh melempar sekali lagi sebelum Mama marah!

“Begitu Mama menentukan suatu aturan, langkah berikutnya adalah memberi perintah tanpa emosi bahwa ia ‘dihukum’,” kata Christophersen. Dan berikan instruksi secara pendek dan jelas. Misalnya, untuk anak usia 2 tahun, Mama bisa bilang, “Dihukum karema melempar.”

Aturan 2 Lupakan ‘kursi hukuman’ atau sesuatu seperti itu. “Meminta anak usia ini untuk duduk diam sangat tidak realitis dan tidak penting,” ujar Christophersen.

Apa yang Mama sebenarnya lakukan adalah memberi anak ‘hukuman’ berupa tidak memperhatikannya. Katakan saja, "Kamu dihukum!" dan berjalanlah menuju sudut lain dari ruangan.

Aturan 3 Belajarlah untuk mengabaikan anak. Selama dihukum, Mama harus tetap tenang—dan menjaga jarak. “Anak harus masih bisa melihat Mama, tapi ia juga melihat kalau Mama tidak marah dan ia sebenarnya kehilangan waktu berkualitas dengan Mama.” Sebaiknya, interaksi dilakukan seminimal mungkin selama ia  ‘dihukum’.

Aturan 4 Jangan berlebihan.Hukuman harus berakhir setelah anak tenang,” kata Christophersen. “Dan selesailah hukuman tersebut. Mama tidak perlu mengungkit-ungkit lagi perilaku buruk anak."

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia