Kapan Anak Autis Perlu Terapi?

Setelah anak didiagnosis menyandang autis, kapan perlu terapi? Rebecca Landa, Ph. D., director of the Center for Autism and Related Disorders di Baltimore menyatakan, pada umur satu sampai dua tahun merupakan saat tepat memulai penanganan autisme.

"Semakin muda otak anak, semakin mudah mengubahnya," kata Landa. Di kliniknya, Landa mengajarkan orangtua untuk meniru cara anaknya bermain dan membantu anaknya melakukan hal baru dengan mainan. Menjadi teman bermain dengan cara ini akan membantu membangun komunikasi di dalam otak anak.

Contohnya Karin Hill yang menjadi teman bermain anaknya, Natalie (1) yang terdeteksi ASD (Autism spectrum Disorder) risiko tinggi.

"Semua yang Natalie ingin lakukan hanya mengetuk jendela. Saya berpikir 'Apakah hal ini dapat berfungsi' Hal ini telah membuat saya frustasi dalam jangka waktu lama. Namun, saya juga mulai mengetuk-ngetuk jendela," kata Hill. "Suatu hari, Natalie melihat mata saya lalu tersenyum. Dan saat itu terjadi, saya ingin menangis."

Bagi anak berumur dua tahun ke atas, Applied Behavioral Analysis (ABA) merupakan tempat yang pas. Di ABA, guru dan orangtua menunjukkan anak bagaimana, mengatakan, bertanya saat ingin minum, ketika mereka mendapatkannya, mereka mendapat reward, seperti permen, dan dorongan untuk melakukannya lagi.

Salah satu yang menjanjikan dari ABA adalah Pivotal Response Training (PRT), yang memberikan reward ke anak sesuai dengan barang yang terelasikan terhadap aktivitas tertentu (seorang anak yang menyayangi teddy bear akan diberikan teddy bear tersebut).

"Setelah PRT, terapis bicara Stephen bertanya apakah saya mengusahakan pengobatan untuk Stephen. Karena peningkatan sosialnya sangatlah hebat," kata Calzone, ibu drai Stephen (6) yang memiliki ASD. Jika Anda memiliki anak autis lebih dari dua tahun, carilah terapis ABA atau PRT dekat Anda di autismspeaks.org.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia