Kapan Anda Perlu Memuji Anak?

Anda bilang anak adalah seorang ‘jenius’ setelah ia menyatukan puzzle. Anda mengatakan ia merupakan pelukis berbakat saat ia memperlihatkan hasil karyanya. Tepatkah hal ini? Kabar baiknya adalah Anda akan menjadi cheerleader utama si kecil. Kabar buruknya? Anda harus berpikir lagi saat memuji anak. Berikut tip untuk memuji anak:

-    Tidak semua pujian sama bobotnya. Tunggu dulu, deh. Tidak semua pujian buruk. Namun, bagaimana Anda memuji si kecil bisa membuat segalanya menjadi berbeda. Menurut Carol Dweck, profesor dalam bidang psikologi perkembangan pada Stanford University, memuji hasil yang dicapai anak (dan bukan bagaimana upaya mereka untuk mencapainya) bisa menurunkan rasa percaya diri dan motivasi dalam dirinya. Bukan hal ini yang ingin Anda lakukan, kan? Misalnya, Anda memuji si kecil yang menunjukkan hasil gambarnya, “Wah.. Kamu sangat berbakat! Gambar ini sangat bagus!” Apa hasilnya? Anak akan takut mencoba lagi nantinya (“Gambar aku nanti mungkin nggak sebagus ini”), salah mengerti (“Ini nggak bagus. Aku, kan, cuma gambar nenek sihir!”, serta anak mulai tahu kalau Anda berpura-pura memujinya dan mempertanyakan ketulusan Anda (“Ayolah.. Ini nggak sebegitu bagusnya, kok”).

-    Cobalah ini di rumah.
Berikut ini berbagai contoh dari memuji upaya anak ketimbang memuji hasilnya. Penelitian menunjukkan, hal ini justru bisa meningkatkan rasa percaya diri dan anak akan menghadapi tantangan dengan rasa senang dan bukan dengan rasa takut.

Situasi:
Anak baru saja mengetahui cara membaca rambu lalu lintas yang baru.
Memuji hasil: “Wah… Kamu sangat pintar! Kamu bisa melakukannya sendiri.”
Memuji upaya: “Kamu benar-benar memperhatikan rambu lalu lintas, ya. Seru, kan, bisa belajar begitu banyak rambu-rambu yang ada? Yuk, cari rambu yang lain bareng!”

Situasi:
Tanpa Anda meminta, ia memakai kaus kaki dan sepatu, serta menuju meja untuk sarapan.
Memuji hasil: “Kamu berhasil memakai kaus kaki dan sepatu kamu. Wahhh.. kamu memang benar-benar hebat.”
Memuji upaya: “Kamu menemukan pasangan kaus kaki dan memakai sepatu tanpa dibantu. Banyak, lho, yang berhasil kamu lakukan sendiri.”

Situasi:
Anda mengajak si kecil ke acara keluarga. Ia sudah mandi, menyisir rambutnya, dan memakai baju terbaiknya.
Memuji hasil: “Kamu adalah anak tercantik yang pernah Mama lihat sepanjang hidup!”
Memuji upaya: “Mama tahu kamu tidak selalu suka mengeramas rambut. Namun sekarang, kamu berhasil membersihkan diri dan memakai baju terbaik kamu. Kamu kelihatan sangat keren dan siap untuk pergi ke pesta!”

Photo: Getty Images

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia