Kegemukan atau tidak?

Laju pertumbuhan anak laki-laki berbeda dibandingkan anak perempuan. Secara kasar (tanpa mengetahui jenis kelamin), si kecil memang kegemukan (obesitas atau obes). Ini terlihat ketika diukur BMI (Body Mass Index alias indeks massa tubuh), yakni pengukuran untuk mengetahui atau mengevaluasi kadar lemak tubuh. Jika di buku kesehatan anak tak ada grafik pertumbuhan untuk anak di atas 2 tahun, mintalah ke dokter anak Anda atau browsing-lah di internet.

Caranya? Masuklah ke situs WHO, lalu mintalah growth chart. Masalah obes memang keprihatinan seluruh dunia. Apalagi, obes di masa kanak-kanak umumnya akan berlanjut sampai dewasa. Tentunya, dengan segala konsekuensinya. Misalnya, konsekuensi medis (meningkatnya risiko diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, atau penyakit hati) serta konsekuensi psiko sosial (rasa rendah diri, merasa tidak sehebat teman-temannya, dan seterusnya).

Obes diakibatkan asupan makanan yang lebih banyak ketimbang kalori yang dikeluarkan. Mengatasi masalah anak obes memang sangat sulit, tetapi bukannya tidak mungkin lho. Kuncinya: Niat dan kemauan kuat yang konsisten semua anggota keluarga. Bukan hanya, anak yang perlu mengubah gaya hidupnya. Seluruh keluarga juga harus mau berubah. Ini kiatnya:

  • Coba perhatikan piramida makanan terbaru (keluaran tahun 2006). Lalu, pilih-pilihlah jenis karbohidrat yang dikonsuminya (pilih brown bread dan nasi merah, serta jangan berikan roti tawar putih atau nasi putih), perbanyak makanan (sayuran, buah, ikan), gunakan minyak tanaman, berikan susu rendah lemak tanpa rasa (plain), serta sesedikit mungkin menambahkan garam dan gula. Seminggu 2 kali, buatlah menu yang didominasi sayur (tapi jangan bersantan ya).
  • Biasakan menyajikan camilan sehat, seperti buah, sayur mentah atau kukus, yogurt rendah lemak tanpa rasa, oatmeal, dan seterusnya.
  • Berolahragalah setiap hari. Misalnya, berjalan setiap hari selama 30 menit.
  • Kurangi kegiatan yang tidak dinamis (nonton TV, main Play Station, dan lain-lain). Rancanglah aktivitas outdoor keluarga, dimana semuanya bergerak dan terus bergerak. Misalnya, piknik ke kebun teh, lalu semuanya mendaki kebun teh. Atau, ramai-ramai jalan cepat di pasir ketika berlibur ke pantai.
  • Jangan biasakan anak naik lift atau eskalator. Ajaklah anak untuk naik-turun tangga.
  • Biasakan anak untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci mobil, menyiram tanaman, menanam pohon, atau membersihkan selokan.
  • Kunci utama: Jangan mudah menyerah.

PAR 0307

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia