Kejang Demam, Bisakah Dicegah?

Tanya:
Anak kedua saya (8 bulan) sudah dua kali kejang demam. Bagaimana cara mencegahnya?

Jawaban:
Kejang demam (stuip) adalah salah satu penyebab utama kepanikan orangtua ketika si kecil demam. Yang perlu orangtua ketahui, pada dasarnya, demam tidak berbahaya, bahkan demam adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir infeksi yang tengah melanda tubuh si kecil.

Umumnya, komplikasi demam adalah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (anak ASI jarang dehidrasi, karena akan terus menyusu saat demam). Dan, kejang demam bukan komplikasi yang sering menimpa anak yang menderita demam. Hanya 1 dari 30 anak demam yang bisa mengalami kejang demam.

Apakah itu kejang demam? Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat demam, bukan akibat adanya kerusakan di otak seperti halnya anak meningitis (radang selaput otak) atau ensefalitis (radang otak). Karena pencetusnya bukan berasal dari otak, kejang demam tidak berbahaya dan tidak menyebabkan gangguan intelektual.

Apakah kejang demam bisa berulang ketika anak demam nantinya? Bisa, jika kejang demam pertama terjadi pada saat anak berusia sangat muda, yaitu kurang dari 1 tahun. Juga, kejang demam berisiko berulang, bila ada riwayat kejang demam dalam keluarga atau kejang demam sebelumnya terjadi ketika suhu tubuh tidak terlalu tinggi. Jadi? Ada kemungkinan anak Anda kembali mengalami kejang demam, sebab kejang demam pertama terjadi di usia 8 bulan.

Bagaimana cara mencegahnya? Kejang demam tidak bisa dicegah. Pemberian obat demam sekalipun bukan untuk mencegah kejang demam. Lalu, apa yang bisa dilakukan? Pertama, tersedia obat kejang yang dimasukkannya melalui anus. Catatan: Obat kejang hanya diberikan saat anak kejang, serta bukan saat anak demam tinggi atau pasca demam.

Kedua, ketika kejang demam, baringkan anak Anda di tempat yang aman (misalnya, lantai), miringkan tubuhnya (jika ada makanan/minuman di mulut, tidak akan ‘tersedak’ masuk ke saluran napas), jangan masukkan apapun ke mulut anak (mulut harus bebas dari benda apapun agar masuknya oksigen tidak terhambat!), atau masukkan obat ke anus anak. Juga, bawalah anak berkonsultasi dengan dokter spesialis anak subspesialisasi neurologi (saraf) untuk memastikan kejang demam anak tersebut murni kejang demam, tanpa ada tendensi ke penyakit lain. Misalnya, epilepsi (ayan).

Konsultan: dr. Purnawati S. Pujiarto, Sp. AK, MMPed

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia