Manfaat Bermain Pura-pura untuk Anak

Bermain pura-pura selalu menjadi permainan favorit anak. Secara alamiah anak memang menyukai permainan ini. Hampir semua anak melakukannya sesuai dengan imajinasi dan daya khayal masing-masing.

“Mamam dulu ya… aaa…” Itulah yang dikatakan Prue (1 tahun 8 bulan) pada bonekanya, Dandelion. Seperti ibu yang baik, ia menyuapi bonekanya, menggendongnya dengan selendang, lalu menidurkannya. Ketika si Mbak berbicara agak keras dengannya, ia langsung meletakkan ibu jarinya di atas bibir. “Sssttt… Mbak jangan berisik. Dandel lagi bobo,” bisiknya. Lain kali, Prue akan pura-pura menjadi dokter dan memeriksa pasiennya. Siapa lagi pasiennya kalau bukan Dandel.

Lingkungan pun besar pengaruhnya karena apa yang menjadi imajinasi si kecil biasanya terinspirasi dari apa yang ia lihat atau amati dari sekelilingnya. Kalau ia memiliki kesan mendalam dengan dokter anak yang sering memeriksanya, misalnya, mungkin ia akan senang berpura-pura jadi dokter dan memeriksa ‘pasien’nya yang tak enak badan.

Selain mengasyikkan, permainan ini juga efektif dalam mendukung kesiapan anak untuk sekolah. Sebuah penelitian terhadap anak dan pengasuh yang sering bermain pura-pura dengan melakukan permainan yang melibatkan bentuk, warna, angka, dan bahkan kosa kata maupun bacaan terbukti bahwa cara imajinatif yang mereka gunakan memberi hasil yang berarti dalam mendukung kemampuan membaca anak. Bermain seperti ini juga baik bagi si pengasuh karena terlibat sebagai mitra penuh dalam proses pengasuhan membuat ia bisa dekat dengan anak yang diasuhnya. 

Menurut Susan Linn, penulis The Case for Make Believe: Saving Play in a Commercialized World, bermain pura-pura sebetulnya lebih dari sekadar permainan anak-anak karena sangat penting bagi perkembangan kreativitas, empati, maupun kemampuan belajar dan memecahkan masalah pada anak.

Dengan bermain pura-pura, anak belajar mengalahkan rasa takut, mengeksplorasi bakat, atau mengembangkan impian dan cita-cita. Saat melakukan permainan ini, ia sekaligus akan mengembangkan inisiatif dan tidak hanya sekadar memberi respon yang pasif. Anak juga akan lebih terlatih untuk memberi respon terhadap sesuatu secara jujur dan apa adanya. Karena itu, dukung dia dan luangkan waktu untuk bermain pura-pura dengannya ya, Ma!

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia