Mitos Dan Fakta Anak Bermasalah

Melihat Miko (5) tak mau belajar, egois, manja dan suka melawan, tentu bisa bikin sang Mama, Mira sering merasa kesal.

Menurut Ayah Edy, Parenting Consultant and Holistic Learning, anak bermasalah memiliki latar belakang tertentu yang bisa membuatnya lebih sulit diatur. "Selama 20 tahun terakhir telah terjadi perubahan pandangan sangat besar dalam memandang anak-anak bermasalah," katanya saat ditemui di diskusi 'Mendidik Anak Zaman sekarang Ternyata Mudah, Lho. Asalkan tahu caranya!' beberapa waktu lalu.

Apa saja perbedaannya, dan manakah mitos dan mana yang lebih dekat pada fakta?

1. MITOS: Setiap anak dilahirkan berbeda, sebagian besar dalam kondisi normal dan sebagian lagi mengalami kelainan, yang sering dikelompokkan ke dalam Learning Disability (kesulitan belajar), Attention Defisit Disorder (ADD), Attention Defisit Hiperactive Disorder (ADHD) dan Disleksia.

FAKTA: Setiap anak dilahirkan berbeda. Makanya memerlukan perlakuan dan cara pembelajaran berbeda sesuai keunikan yang dimilikinya. Tidak ada yang disebut kelainan pada anak, yang ada adalah perbedaan cara belajar dan sifat-sifat dasar anak.

2. MITOS: Kecerdasan meliputi kemampuan dalam membaca, menulis dan berhitung.
 
FAKTA: Kecerdasan bersifat tidak terbatas. Membaca, menulis dan berhitung hanyalah salah satu kecerdasan yang disebut berbahasa dan berlogika.

3. MITOS: Kecerdasan dapat diukur melalui tes kecerdasan atau tes IQ.

FAKTA: Kecerdasan tidak dapat diukur, melainkan dapat digali, diamati dan dikembangkan untuk mencapai tingkat maksimum.

4. MITOS: Kegagalan anak dalam proses belajar disebabkan karena faktor internal. Seperti, menderita kelainan LD, ADD atau ADHD.

FAKTA: Kegagalan anak dalam proses belajar bisa disebabkan faktor eksternal, berupa ketidakmampuan para pendidik dan orangtua memahami gaya belajar, sifat dasar anak serta teknik-teknik mendidik/mengajar yang sesuai sifat dasar anak.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia