Panduan Mama atasi luka

Cara menangani luka si kecil agar dia merasa lebih baik

Tak bisa dipungkiri, para mama memiliki sentuhan ajaib terhadap luka ‘kecil’ anak. Daya magis itu bisa kok Anda tingkatkan saat merawat lukanya, sehingga ia cepat pulih.

Bersihkan area luka dengan air (suhunya yang nyaman bagi anak, ya) untuk membersihkan luka dari serpihan kotoran. Lalu, bersihkan area luka di bawah aliran air selama setidaknya 90 detik (bukan selama 10-15 detik seperti yang biasa kita lakukan) untuk menyingkirkan semua bakteri. Tekanan dari air juga penting untuk membunuh kuman-kuman. Jika tidak ada kran air di sekitar Anda, gunakan tissu basah atau air mineral dalam botol sampai Anda menemukan kamar mandi.

Basuh luka secara lembut dengan sabun dan air.

Atau, dalam keadaan darurat, gunakan cairan pencuci piring atau sabun cair yang aman untuk bayi. Kalau Anda punya pembersih anti bakteri, pakai saja (jangan setiap hari ya, sebab lama kelamaan bakteri jadi kebal. Sementara ini, anti bakteri memang paling pas untuk membasmi kuman).

Tepuk-tepuk sampai kering dengan kain atau tissu.

Jika luka masih mengeluarkan darah, tekan area luka selama 5 menit. Anda pasti penasaran, namun jangan diintip-intip dulu ya. Melepas kain atau tissu sebelum darah membeku bisa membuat darah mengalir makin cepat. Jika darah masih keluar, tekan lagi area luka selama 5 menit. (Jika aliran darah tak juga melambat setelah 10 menit, segera cari bantuan medis.)

Jangan menggosokkan alkohol, hidrogen peroksida atau obat merah untuk membasmi kuman.

Ketiga bahan ini bisa membuat luka terasa perih atau terbakar. Plus, alkohol membuat kulit jadi kering (yang bisa memperlambat pemulihan), sedangkan hidrogen peroksida menghambat pertumbuhan sel-sel sehat. Jadi? Sabun dan air saja sudah cukup kok.

Oleskan salep antibiotika.

"Lakukan setelah luka dibersihkan dan setiap kali Anda mengganti perban atau plester pembalut luka," kata Julie Winfield, M.D., dokter anak spesialis dermatologi di San Fransisco. Ia merekomendasikan sebaiknya pilih salep yang mengandung bacitracin (lihat labelnya).

Jangan biarkan luka terbuka.

Hal ini akan menimbulkan koreng, memperlambat proses pemulihan kulit, dan meningkatkan risiko terkena infeksi dan meninggalkan bekas luka. Lalu, anak-anak kan paling senang mengutak-atik korengnya, sehingga luka akan kotor dan terbuka lagi. Padahal, luka yang terpapar sinar matahari akan lebih lama merah dan merusak sel-sel kulit baru selama proses pemulihan.

Nah, perlindungan yang diberikan perban atau plester pembalut luka (oksigen bisa masuk dan kelembapan kulit tetap terjaga) adalah lingkungan terbaik untuk regenerasi kulit baru. Karenanya, jaga agar luka si kecil tetap tertutup sampai benar-benar sembuh.
Periksa luka setiap hari (sebaiknya gunakan plester transparan, sehingga Anda tak perlu sering-sering membuka dan menggantinya dengan yang baru). Lalu, segera ganti plester begitu basah, kotor, atau agak lusuh.

Kalau anak Anda senang membuka plesternya, pilih merek yang tahan air, karena plester ini biasanya lebih tipis dan lebih sulit dibuka. Untungnya lagi, plester ini transparan, sehingga Anda gampang memeriksa kesembuhannya.

Minta suntikan tetanus, terutama jika luka anak terjadi akibat tusukan benda tajam.

Dan, luka seperti ini paling sering dialami oleh kaki anak! Luka jenis ini akan memudahkan tetanus, bakteri yang menyebabkan penyakit yang melemahkan tubuh, masuk dalam aliran darah. Anak usia 4 tahun atau kurang yang telah menerima vaksin kombinasi DTaP (Difteri, Tetanus, dan Pertusis) sebanyak 4 kali sudah terlindungi. Tapi, jika si kecil berusia di atas 4 tahun dan belum mendapat suntikan ulangan DTaP (antara usia 4-6 tahun), atau berumur 10 tahun ke atas, sistem kekebalan tubuhnya bisa melemah. Tanyakan pada dokter anak apakah sudah saatnya bagi anak untuk mendapat vaksinasi baru.

Kapan ke dokter

Segera hubungi dokter anak -- yang mungkin meminta Anda segera membawa anak ke UGD -- jika salah satu gejala ini timbul:

  • Luka masih berdarah, walau Anda telah menekannya dengan kain atau tissu lebih dari 10 menit.
  • Lukanya cukup dalam, sehingga mungkin perlu dijahit. Jika jahitan ini tidak segera dilakukan setelah luka timbul, ada kemungkinan bakteri penyebab infeksi terperangkap di dalamnya. Akibatnya, akan terjadi bekas luka.
  • Benda asing, seperti potongan kaca atau batu kerikil, masih melekat di kulit setelah dibersihkan.
  • Luka menunjukkan gejala-gejala infeksi: Area tersebut memerah, hangat, dan terasa perih. Selain itu, Anda bisa melihat garis-garis kemerahan membujur dari area luka atau mengeluarkan nanah.
  • Anak Anda demam.
  • Anak sulit bergerak pada area terluka, yang menandakan kemungkinan terjadinya patah tulang atau terkilir.
  • Perilaku anak berubah (menjadi lesu, tidak nafsu makan atau minum).


Inilah beberapa produk pilihan

  • Antiseptik luka.  Antiseptik ini didesain khusus untuk anak-anak, sehingga tidak terasa perih saat dioleskan. Pas untuk pertolongan pertama dan bisa mencegah timbulnya infeksi pada luka. (Rp 10.500,-/Century Healthcare – Senayan City)
  • Kompres mini. Kompres ini memiliki 2 fungsi, yakni sebagai kompres dingin (untuk meredakan demam dan bengkak) dan kompres panas (untuk meredakan nyeri otot). Plusnya, dilengkapi sarung pelindung. (Rp 22.000,-/ Apotik Melawai dan Medicine Shoppe)
  • Plester luka. Variasinya memang amat banyak. Bisa transparan, berwarna-warni, bermotif lucu, dan sebagainya. Plusnya, plester-plester ini elastis, kedap air, dan tidak melekat pada luka. Dijamin si kecil langsung lupa dengan sakitnya! (Hansaplast SilverCare Plastik Junior  Rp 7.300,-/Century Healthcare)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia