Penanganan Pertama Saat Anak Demam

Beberapa langkah ini bisa dilakukan saat anak demam ya, Ma:

1. Amati dan pikirkan penyebabnya. Bila disusul dengan batuk pilek, Anda pun lega karena jelas penyebabnya adalah ISPA.

2. Amati tanda kegawatdaruratan. Misalnya, penurunan kesadaran (perilaku anak  merupakan parameter kuat untuk menentukan ada tidaknya kegawa daruratan), dehidrasi, kejang, sesak napas, dan sakit kepala hebat (pada anak yang sudah bisa mengkomunikasikan keluhannya).  

3. Berikan cairan lebih sering dari biasanya, karena kebutuhan akan cairan akan meningkat saat demam. Demam akan meningkatkan risiko dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), padahal dehidrasi akan membuat suhu tubuh lebih meningkat lagi. Ketika sakit, wajarlah jika selera makan anak menurun. Jadi, tawarkan makanan ringan, yang segar, rasanya enak, dan tampilannya menarik. Oya, makan tidak harus nasi, ya. Juga, jangan galau begitu anak menolak makan. Yang penting pada saat ini adalah asupan cairannya.

4. Berikan obat demam, bila perlu. Obat demam tidak akan menormalkan suhu dan tidak menyembuhkan penyebab demam, melainkan agar anak merasa agak nyaman (karena efek pain killer-nya) dan untuk menurunkan 1 atau 2 derajat saja.  Obat demam diberikan saat anak sangat rewel karena merasa tak nyaman atau saat suhu tinggi (sedikitnya di atas 38,5°C). Dengan atau tanpa obat demam, suhu akan naik turun sesuai siklusnya.

5. Kadang, bila suhu sangat tinggi, anak merasa sangat tidak nyaman. Anda bisa mencoba menurunkan suhu tubuh dengan menyeka tubuh anak atau mengompres dengan handuk yang sudah dibasahi air hangat. Kompres air dingin sejenak seolah menurunkan suhu tubuh, padahal selain membuat anak menggigil tak nyaman, kompres dingin justru akan meningkatkan suhu tubuh. Mengapa? Karena saat dikompres dingin, informasi yang diperoleh tubuh adalah di luar suhu dingin. Otomatis termostat pusat pengatur suhu tubuh di otak akan meningkatkan suhu tubuh agar tidak kedinginan. (Foto: dok. Feminagroup.)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia