Tanda-tanda tersembunyi stres

"Makanya, Anda perlu lebih seksama memperhatikan anak," kata Alan Kazdin, Ph.D., profesor psikologi dan psikiatri anak di Yale University Child Conduct Clinic. Jika anak Anda stres, ia mungkin saja:

Terlihat ketakutan. Tidak seperti biasanya, ia takut pada kegelapan, anjing, atau monster, dan mengalami banyak mimpi buruk.

Bertingkah seperti bayi. Ia mungkin mengalami kemunduran bicara seperti bayi, mencari kenyamanan dengan selimut, menghisap jempol, atau mengompol walau sudah terlatih ke toilet.

Mengekor Anda ke mana-mana. Stres membuat anak tidak mandiri, ujar psikiater anak, Elizabeth Berger, M.D., penulis Raising Children With Character. Anak Anda mungkin akan lebih 'menempel', meminta Anda membantunya dalam berbagai hal yang sudah dikuasainya, atau menyelusup ke dalam ranjang Anda di malam hari.

Sangat rapuh. Tanda-tanda dari gampang tersinggung, seperti tidak sabaran, tidak mau berbagi, marahnya meledak-ledak, berkelahi dengan saudaranya, terus memburuk. Jika tidurnya terganggu, ia akan lekas marah.

Mengeluh sakit. "Sakit perut adalah tanda paling klasik," tutur Dr. Berger. Anak Anda mungkin saja kehilangan nafsu makan, sembelit atau diare, atau sakit kepala.

Bilang “Aku tidak mau.” Anak tidak mau bermain dengan siapapun atau pergi ke sekolah, ujar Michael Brody, M.D., juru bicara American Academy of Child and Adolescent Psychiatry. Ia mungkin saja terlihat tidak fokus, berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain Ð atau bahkan sulit memusatkan perhatian pada acara TV favoritnya.


Bagaimana cara membantunya?

Karena anak-anak lebih memilih diam, cari tahu segera pemicu stresnya. Apakah ia terganggu oleh berita di koran atau TV? Tanyakan seputar teman, guru, atau pengasuhnya, misalnya, "Kamu main sama siapa pada jam istirahat?" Jika ia mulai membuka diri, beri respons berupa menunjukkan Anda siap mendampinginya, membuatnya nyaman, serta akan melindunginya, kata Dr. Berger. Jika jawabannya kurang memuaskan, tanyakan pada guru, pengasuh, dan orangtua lain.

Anda patut khawatir jika stres terus berlanjut. "Sesekali anak akan menunjukkan tanda ini," ujar Dr. Berger. Jika ia kehilangan rasa senangnya sampai lebih dari seminggu, ini berarti sesuatu yang lebih serius mungkin sedang terjadi. Tanyakan dokter anak kemungkinan merujuk ke psikolog anak.

Cara terbaik untuk membantu: Hujani kasih sayang dan perhatian, terutama saat tidur. Memperbanyak perasaan cinta dan memahami keinginannya akan membantu si kecil merasa lebih aman.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia