Tangani Anak Selalu Ingin Menang

Anda tidak perlu terlalu khawatir. Selalu ingin menang adalah perilaku yang wajar pada anak, terutama di usia balita. Perkembangan emosi anak-anak seusia ini sedang berada dalam fase egosentris.


Semua hal terpusat pada dirinya sendiri, semua miliknya, dan hanya untuk dirinya. Ia juga suka memamerkan kemampuannya dan selalu merasa dirinya paling, seperti paling baik, paling cantik/ganteng, paling cerdas, atau paling pintar bermain kartu. Hal ini menjelaskan mengapa balita cenderung memilih mengabaikan aturan permainan atau berbuat curang daripada harus mengalami kekalahan.


Yang terpenting, lagi-lagi, semua terpulang kembali pada orang tua. Bagaimana Anda bisa menanamkan pemahaman pada diri anak bahwa kalah-menang adalah hal yang biasa. Ketika anak mengalami kekalahan atau kemenangan, tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. Periksa lagi diri Anda sendiri, apakah Anda mampu melihat kekalahan sebagai sesuatu yang biasa saja?


Karena, dengan mengamati reaksi Anda ketika menghadapi kekalahan atau kemenanganlah, seorang anak akan belajar bagaimana menghadapi kedua hal ini dengan bijaksana. Apakah Anda akan berteriak-teriak kegirangan, tanpa mempedulikan pihak yang kalah, ketika menang? Atau, Anda marah-marah pada lawan main Anda ketika kalah?  


Ketika bermain, biasakan anak untuk lebih menikmati kebersamaan dan senangnya bermain bersama daripada memikirkan kalah atau menang. Kalau si kecil ngambek ketika bermain bulutangkis dan kalah dari temannya, katakan, misalnya: "Tidak apa-apa sekarang kamu kalah. Artinya, kita harus berlatih lebih banyak lagi. Tetapi, papa bangga, lho, sama kamu. Smash kamu keras sekali. Kita latih terus, ya".


Terus puji usaha-usaha yang sudah dilakukannya dan tunjukkan hal-hal yang menyenangkan dari permainan itu. Katakan lagi, "Lagipula, asyik, kan, main bulutangkis. Kamu bisa lari, lompat, dan memukul." 


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia