Tes Diagnosis Neuroblastoma

Jika gejala, penyebab dan faktor risiko neuroblastoma dialami anak, segera bawa anak ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis Neuroblastoma meliputi:

  1. Pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik sebagai konfirmasi dari gejala-gejala yang dialami anak.
  2. Tes urin dan darah. Ini menunjukkan penyebab tanda-tanda dan gejala yang anak Anda alami. Tes urin dapat digunakan untuk memeriksa tingkat bahan kimia tertentu yang dihasilkan dari sel-sel Neuroblastoma menghasilkan kelebihan katekolamin.
  3. Tes Imaging. Tes imaging dapat memperlihatkan massa yang menunjukkan tumor. Tes imaging mungkin termasuk X-ray, USG, computerized tomography (CT) scan, metaiodobenzylguanidine (MIBG) scan dan magnetic resonance imaging (MRI), dan yang lainnya.
  4. Mengambil contoh jaringan untuk dites. Jika massa ditemukan, dokter anak Anda mungkin ingin mengambil sampel jaringan untuk pengujian laboratorium (biopsi). Tes khusus pada sampel jaringan dapat mengungkapkan jenis sel yang ada dalam tumor dan karakteristik genetik tertentu dari sel-sel kanker. Informasi ini membantu dokter anak Anda menyusun rencana pengobatan.
  5. Mengambil sampel sumsum tulang untuk pengujian. Anak Anda mungkin juga menjalani biopsi sumsum tulang untuk melihat apakah Neuroblastoma telah menyebar ke sumsum tulang.
Setiap penyakit memiliki komplikasi kepada organ tubuh lainnya, ini dia komplikasi dari Neuroblastoma termasuk:
  • Penyebaran kanker (metastasis). Neuroblastoma bisa menyebar (bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh, seperti kelenjar getah bening, sumsum tulang belakang, hati, kulit, dan tulang.
  • Kompresi sumsum tulang belakang. Tumor dapat tumbuh dan menekan saraf tulang belakang, menyebabkan kompresi sumsum tulang belakang. Kompresi saraf tulang belakang dapat menyebabkan rasa sakit dan kelumpuhan.
  • Tanda dan gejala yang disebabkan oleh sekresi tumor. Neuroblastoma bisa mengeluarkan bahan kimia tertentu yang mengganggu jaringan normal lainnya, menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang disebut sindrom paraneoplastic. Salah satu sindroma paraneoplastic yang jarang terjadi pada orang dengan neuroblastoma menyebabkan gerakan mata yang cepat dan kesulitan koordinasi. Sindroma langka lain menyebabkan pembengkakan perut dan diare.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia