Vitamin untuk anak prasekolah

Perlukah anak minum vitamin?

Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Sebagian besar anak usia lebih dari setahun yang makannya cukup beragam, termasuk daging tidak perlu vitamin. Anak yang lebih kecil daripada si usia prasekolah bahkan perlu resep dokter untuk minum suplemen vitamin. Meski begitu, anak tidak akan selalu menurut, dan beberapa pola makan tambahan berupa suplemen.
 
Bila si kecil termasuk pemilih, misalnya makanan yang ia sukai hanya cheerios, dan tidak banyak makanan lain, memberi multivitamin dengan zat besi adalah ide brilian. Anak yang vegetarian biasanya  kekurangan zat besi, vitamin B dan seng. Jadi, mereka juga kandidat untuk mendapat multivitamin dengan zat besi.

Bila Anda memberi si kecil vitamin, bacalah keterangan pada kemasan. Umumnya, kandungan vitamin untuk anak-anak diatur sesuai usia. Biasanya tidak untuk anak di bawah usia 2 tahun. Dosisnya pun bervariasi sesuai merek pilihan. Dosis bisa hanya setengah tablet untuk merek tertentu, dan satu tablet untuk merek lain.

Vitamin berbentuk cair biasanya tersedia untuk anak di bawah 2 tahun. Cari multivitamin dengan kalsium, karena banyak anak masa kini yang tidak tercukupi kebutuhan mineralnya dalam makanan. Biasakan untuk selalu membaca label karena jumlah vitamin dan mineral bisa bervariasi antara satu merek dengan merek lain.

Bayi dan batita yang banyak menyusu (ini berarti sebagian besar susu yang diminum adalah ASI), dan anak lebih besar yang minum susu kurang dari 475 cc setiap hari harus mengonsumsi vitamin D. Beberapa anak mungkin juga perlu fluoride setelah usia 6 bulan, tergantung pada konsumsi minumannya. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapat saran seputar diet anak yang paling pas.

Catatan kecil tentang vitamin yang harus dicermati: Ada beberapa vitamin yang rasanya semanis permen. Jauhkan vitamin seperti ini dari jangkauan anak. Mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan bisa berbahaya!

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia