5 Mitos Bayi Baru Lahir

“Sudah maghrib. Baju bayi harus diangkat. Kalau tidak, dia bisa sakit!” semprot ibu Anda. Padahal, Anda memang sengaja tidak membereskan jemuran popok dan baju si kecil karena belum kering benar.

Mendengar perkataan itu, dalam hati Anda juga merasa was-was. Bagaimana kalau si kecil yang belum genap berusia 2 bulan itu betul-betul jatuh sakit? Dilema semacam itu memang seringkali melanda ibu-ibu baru melahirkan. Begitu banyak ‘nasihat turun-temurun’ yang dijejali kepadanya sehingga membuat bingung. Apakah memang ada fakta pendukung atau sekadar mitos yang tidak jelas kebenarannya?

1.Jemur pakaian bayi lewat magrib mengundang penyakit
Fakta: Benar
Mitos ini bisa jadi benar bila Anda menjemur pakaian di luar ruangan, seperti halaman.  Maghrib adalah saat pergantian sore menuju malam. Pada saat ini biasanya binatang kecil (serangga)—yang di tubuhnya tertempel serbuk sari bunga, ramai-ramai keluar meninggalkan sarang.

Nah, jika baju si kecil masih berada di luar rumah, besar kemungkinan serangga dan serbuk sari tersebut akan menempel di baju bayi. Akibatnya, ketika dipakai bisa menimbulkan gatal-gatal di kulit atau bersin-bersin yang menyerupai pilek, terutama pada bayi yang memiliki bakat alergi.

2. Gurita mencegah perut buncit
Fakta:  Salah
Pemakaian gurita pada bayi—terutama bayi perempuan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan upaya pencegahan agar perut anak Anda tidak melar ketika ia dewasa. Ketika dilahirkan, semua bayi memang memiliki perut yang ukurannya lebih besar daripada dada. Seiring pertambahan usia, perut bayi akan kelihatan mengecil dengan sendirinya.

Pemakaian gurita malah sebaiknya dihindari karena membuat bayi Anda susah bernapas. Pasalnya, pada awal kehidupan, bayi bernapas dengan menggunakan pernapasan perut sebelum ia belajar menggunakan pernapasan dada. Pemakaian gurita yang menekan perut bisa membatasi jumlah udara yang dihirupnya.

3. Pusar ditempel uang logam supaya tidak bodong
Fakta: Salah
Pusar menonjol atau sering diistilahkan bodong pada bayi adalah kondisi yang wajar. Sebab, otot dinding perut pada bayi masih lemah sehingga bisa mempengaruhi bentuk pusar. Seiring bertambah kuatnya dinding perut, bentuk pusar juga akan mengalami perubahan.

Pusar bayi bisa menonjol akibat terlalu banyak menangis atau ‘ngulet’. Kondisi ini sering dialami bayi yang alergi susu sapi atau formula. Atau, pada bayi ASI yang sensitif serta memiliki bakat alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya. Misal, makanan laut, cokelat, telur, kacang tanah, serta produk makanan yang mengandung susu.

4. Bedong agar kaki bayi tidak bengkok
Fakta: Salah
Membedong anak sekuat mungkin tidak ada hubungannya sama sekali untuk meluruskan kaki bayi. Semua kaki bayi memang bengkok pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan posisi bayi yang meringkuk di dalam rahim. Nanti, dengan semakin kuatnya tulang anak dan kian besarnya keinginan untuk bisa berjalan, kaki anak akan lempeng sendiri. Perkembangan fisiologis kaki memang seperti itu.

5. Bayi jangan diajak ke luar rumah sebelum 40 hari
Fakta: Benar
Ada baiknya memang bila Anda menuruti nasihat untuk tidak mengajak bayi ke luar rumah di usia terlalu dini. Bayi yang usianya masih dalam hitungan hari memiliki daya tahan tubuh yang amat rendah. Jadi, kalau ada kuman atau virus yang masuk ke dalam tubuhnya, ia akan dengan mudah jatuh sakit.

Jika ingin mengajak si kecil jalan-jalan, sebaiknya mama bersabar menunggu hingga daya tahan tubuh bayi lebih kuat dan sudah menjalani imunisasi awal, seperti Hepatitis B dan Polio.

Baca juga: Jangan Terjebak Mitos Anak Bermasalah

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia