Alergi Susu Sapi

Sebenarnya, apa yang dialami anak sehingga dinyatakan menderita alergi terhadap protein susu sapi, Ma? Apakah diare dan muntah-muntahtanpa demam dan pupnya berlendir bahkan kadang berdarah? Atau ruam di pipi atau kulit? Ataukah batuk-batuk?

Secara garis besar, alergi bisa dibagi menjadi dua:

- Alergi saluran napas (manifestasinya berupa sesak, mengi, saluran napas membengkak sehingga anak seperti tersedak).

- Dan alergi saluran cerna (diare berlendir, pup tanpa demam); serta alergi kontak (dermatitis kontak). Dari gejala yang dialami si anak, kadang kita bisa menduga penyebab alerginya.  

Apa saja yang tidak boleh dikonsumsi bayi atau anak alergi? Umumnya reaksi alergi muncul akibat paparan terhadap suatu protein. Jadi, kebanyakan penyebab alergi adalah seafood, putih telur, kacang, atau produk turunan susu sapi. Bila tidak mengetahui penyebab alerginya, lakukan saja ‘tes’, Ma.

Caranya berikan protein tertentu dalam jumlah sangat sedikit. Jika tidak muncul suatu reaksi alergi, 3-4 hari kemudian bisa dicoba lagi dengan protein lain. Bila terbukti anak alergi terhadap protein tertentu, makanan tersebut sebaiknya jangan diberikan.

Selain itu, sebaiknya Anda memiliki persediaan obat antihistamin dan epinephrine untuk jaga-jaga jika terjadi reaksi alergi yang berat. Di lain sisi, sebagian besar anak yang terbukti memang alergi terhadap protein susu sapi, pada usia 1-2 tahun berhasil mentolerir susu sapi. Jangan khawatir ya, Ma! (Foto: dok. Feminagroup.)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia