Amankan Bayi di Rumah

Leah McCammon baru saja melewati ulang tahun pertama ketika luka terbakar parah dalam bathtub neneknya. “Ibu saya hanya keluar selama 30 detik karena mencari putri saya yang lain di ruang keluarga,” kenang mama Leah, Shelly McCammon, desainer interior di Atlanta. “Leah mencoba berdiri dengan cara berpegangan pada kran, serta secara tak sengaja memutar kran. Air sepanas 53°C langsung menyiramnya.” Tiga hari kemudian, Leah meninggal.

Tragis, tapi nyata: Menurut Home Safety Council, lebih dari 2.000 anak di Amerika meninggal setiap tahunnya akibat kecelakaan di rumah, dan kasus tertinggi terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun. Inilah 4 penyebab utama dari kematian dan kecelakaan bayi di rumah, plus cara mencegahnya.  

Tenggelam

BAHAYA:
Baby bath seat
Separuh kasus bayi tenggelam terjadi di bathtub. Sayangnya, ratusan bayi juga meninggal atau terluka di baby bath seat. Para orangtua menganggap si kecil sudah aman, sehingga meninggalkan bayi sendirian di dalamnya. “Kalau suction cups yang terpasang di bawah baby bath seat terlepas dari bathtub, bayi bisa terperangkap dalam air di bawah bath seat,” ujar Dr. Sheehan.
TIPS MENGAMANKAN: Lupakan baby bath seat. Saran Dr. Sheehan, siapkan semua piranti mandi dalam jangkauan tangan Anda dan jangan sekali-kali meninggalkan si kecil ketika memandikannya (walau cuma sebentar).

BAHAYA: Air dalam ember pel
Sekitar 30 anak (sebagian besar adalah bayi) meninggal setiap tahun karena ‘tenggelam’ dalam ember. “Bayi bisa merangkak ke atas ember, terjatuh ke dalamnya dengan posisi kepala lebih dulu, dan tidak bisa mengeluarkan tubuhnya lagi,” tutur Feuerborn.
TIPS MENGAMANKAN: Pastikan bayi Anda aman dalam boks atau tempat bermain ketika Anda membersihkan rumah saat pembantu atau babysitter sedang off. (Tutup toilet harus selalu tertutup, sehingga si kecil tak terjungkal ke dalamnya.)

BAHAYA: Kolam renang anak-anak
Setiap tahun, diperkirakan 300 anak-anak di bawah usia 4 tahun tenggelam dalam kolam renang. “Kecemasan utama kami adalah kolam renang anak-anak yang ukurannya cukup besar,” tutur Appy. “Biasanya, orangtua tidak langsung mengosongkan kolam selesai digunakan. Karena ukurannya lebih kecil dari kolam renang permanen, mereka tidak memasang pagar pengaman.”
TIPS MENGAMANKAN: Kalau kolam khusus anak-anak cukup besar, belilah pagar pengaman kecil yang bisa dikunci dan dipasang di sekelilingnya. Juga, saat Anda berkunjung ke rumah teman yang memiliki kolam renang, pastikan anak Anda selalu dalam jangkauan Anda.

Terjatuh

BAHAYA: Kurangnya pagar pengaman bayi
“Banyak orangtua hanya memasang pagar pengaman di bagian atas tangga, sehingga anak bisa merangkak ke atas dan terguling ke bawah,” kata Meri-K Appy, presiden Home Safety Council.  
TIPS MENGAMANKAN: Pilih pagar pengaman yang bisa dikunci, plus dipasang di atas dan bawah tangga. Pastikan jarak antar kisi-kisi pagar pengaman cukup kecil, sehingga kepala bayi Anda tidak muat.

BAHAYA: Baby walker
Menurut Safe Kids Worldwide (tahun 2004), lebih dari 3.900 anak di bawah usia 4 tahun dilarikan ke UGD (Unit Gawat Darurat) karena terluka akibat menggunakan baby walker. Yang lebih gawat adalah 80% bayi yang menjadi korban sebenarnya dalam pengawasan orangtua!
TIPS MENGAMANKAN: Singkirkan saja baby walker. “Penelitian menunjukkan, baby walker tidak membantu bayi belajar berjalan,” tutur Leslie Feuerborn, koordinator pencegahan dan edukasi kecelakaan di Denver’s Children’s Hospital.

BAHAYA: Bayi ditinggal dalam car seat
“Orangtua selalu mengira, selama sabuk pengaman car seat terpasang aman pada bayi, maka mereka bebas meninggalkan si kecil di tempat yang tinggi,” ujar Karen Sheehan, M.D., direktur medis Injury Prevention and Research Center di Children’s Memorial Hospital, Chicago. “Padahal, dalam banyak kasus, bayi akan menggeliat-geliat dan terjatuh, sehingga luka kepalanya serius.”
TIPS MENGAMANKAN: Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian di car seat, yang diletakkan diatas tempat yang  tinggi, seperti meja.

Kehabisan napas

BAHAYA: Tidur bersama bayi Anda
Kehabisan napas atau tercekik secara tidak disengaja menjadi penyebab utama kematian bayi, dan 60% dari kejadian tragis ini terjadi di tempat tidur orangtua atau boks bayi. “Semakin banyak kasus bayi kehabisan napas terjadi karena ia tidur bersama orangtuanya,” kata Ruth Borgen, M.D., direktur pengobatan darurat anak-anak di Hackensack University Medical Center di New Jersey.
TIPS MENGAMANKAN: Agar bayi dalam jangkauan tangan di malam hari, letakkan si kecil dalam boks yang ditaruh di sisi tempat tidur Anda.

BAHAYA: Boks yang terlalu penuh
Bantal dan selimut bayi bisa menutupi wajah bayi Anda. Jika belum cukup kuat untuk berguling, bisa-bisa ia tercekik atau kehabisan napas.
TIPS MENGAMANKAN: Hati-hati dalam memilih selimut si kecil. Bila mungkin, belilah kantung tidur bayi yang bisa di-ritsleting sampai ke dagu.

BAHAYA: Makanan seukuran uang logam
Anggur, popcorn, kismis, potongan sosis… Makanan apapun yang ukurannya sebesar uang logam bisa menutup saluran napas bayi Anda.
TIPS MENGAMANKAN: Potong anggur menjadi 4 bagian dan iris sosis memanjang. Jangan pernah meninggalkan mangkuk berisi kacang atau permen di atas meja atau tempat lain yang ada dalam jangkauan bayi.

Terbakar

BAHAYA: Pemanas air yang terlalu panas
Anak yang terpapar air sepanas 60°C selama 3 detik bisa menderita luka bakar yang cukup parah.
TIPS MENGAMANKAN: Atur pemanas air Anda hingga mencapai suhu sebesar 49°C.

BAHAYA: Tumpahan kopi
“Banyak kasus luka bakar di UGD terjadi karena orangtua berusaha menggendong bayi sambil membawa secangkir kopi,” kata Dr. Sheehan.
TIPS MENGAMANKAN: Bila ingin menikmati minuman panas, gunakan travel mug. Dan, jangan pernah meninggalkan secangkir kopi atau semangkuk sup di atas meja makan, sebab bayi bisa menarik-narik taplak meja, lalu tersiram air panas.

BAHAYA: Alarm kebakaran kadaluarsa
Sekitar 2/3 kematian dan kecelakaan pada anak akibat kebakaran di rumah terjadi karena tidak ada alarm kebakaran. Kalaupun terpasang, alat tersebut tidak berfungsi. “Kalau sudah berusia lebih dari 10 tahun, alarm kebakaran mulai kehilangan sensitivitasnya,” tutur Appy.
TIPS MENGAMANKAN: Ganti  alarm kebakaran yang kadaluarsa, dan uji semua alarm sekali sebulan. Ketika membeli  alarm, pilihlah yang bisa terhubung secara internal. Begitu salah satu  alarm menyala, alarm lain juga menyala.

Menjaga keamanan bayi memang pekerjaan full-time. Ketika Anda pergi, pastikan babysitter mengetahui plus mengikuti saran-saran ini.

PAR 0108

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia