ASI Eksklusif Cegah Bayi Alergi

Berdasarkan data Center for Disease Control and Prevention (CDC), angka kejadian alergi meningkat 3 kali lipat sejak 1993 hingga 2006.

Sementara itu, data World Allergy Organization (WAO) 2011 menunjukkan prevalensi alergi terus meningkat dengan angka 30-40 persen populasi dunia. Bahkan menurut American Academy of Pediatrics, jumlah anak Amerika di bawah usia 18 tahun yang mengalami alergi makanan mencapai dua kali lipat dibanding yang diprediksikan oleh para ahli sebelumnya, yaitu sekitar 6 juta anak. Jumlah ini adalah 8% dari total populasi anak di Amerika.

Jadi, apa itu alergi? Menurut dr. Widodo Judarwanto, Sp.A dari Children Allergy Center RS Bunda, Jakarta, alergi adalah kumpulan gejala akibat reaksi kekebalan tubuh (respon imun) yang berlebihan.

Manifestasi alergi beragam dan timbul seiring dengan perkembangan usia seseorang. Gangguan akibat alergi ini dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali. Dan, alergi pun dapat mengganggu  kondisi psikologis yang pada akhirnya menimbulkan gangguan perkembangan dan perilaku anak, seperti gangguan konsentrasi, emosi, dan keterlambatan bicara.

Jadi, apa yang bisa Anda lakukan untuk mencegah timbulnya alergi pada anak? Pemberian asupan nutrisi yang seimbang sejak usia dini merupakan langkah awal yang tepat agar anak terlindung dari gangguan alergi. Dan ASI dipercaya sebagai asupan terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk mencegah alergi.

Bayi tak bisa mendapat ASI eksklusif? Penelitian yang dilakukan oleh The German Infant Nutritional Intervention Study (GINI) 2010 yang merupakan studi terbesar di dunia mengenai pencegahan alergi, menyatakan jika pada kondisi medis tertentu seorang bayi tidak bisa mendapatkan ASI, pemberian formula whey terhidrolisa parsial (formula hypoallergenic atau HA) pada usia 16 minggu pertama secara signifikan dapat mengurangi risiko terjadinya alergi hingga usia 6 tahun.

Jadi, jangan ragu untuk memberi bayi ASI eksklusif, ya, Ma.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia