Bedong yang Aman

Membedong alias membungkus anak dengan selembar kain hingga tubuhnya terlihat menyerupai kepompong, memang bisa membuat bayi nyaman dan membantunya tidur nyenyak. Tapi, sebaliknya yang terjadi bila Anda keliru membedongnya. Alih-alih sehat, bayi bisa menderita suatu kondisi yang namanya hip dysplasia atau dislokasi pinggul. Dalam kondisi ini, letak pinggulnya bergeser, tidak lagi di tengah sumbu tubuh.

“Hip dysplasia adalah kelainan yang paling sering ditemukan pada bayi,” kata Charles Price, M.D., dokter spesialis bedah tulang anak yang juga direktur di organisasi International Hip Dysplasia Institute. “Bayi memiliki otot yang kaku di sekitar pinggul, sehingga ketika kaki digerakkan, otot pinggul butuh waktu untuk bisa menyesuaikan diri secara alami. Makanya, penggunaan bedong yang terlalu ketat—postur kaki bayi dibuat lurus, kaku, dan rapat, bisa memaksa posisi pinggulnya bergeser keluar dari letaknya,” jelas dr. Price.

Bisakah disembuhkan? Jawabnya, bisa! Jika hyp dysplasia terdeteksi pada usia di bawah 3 bulan, kemungkinan kesembuhan dengan terapi menggunakan alat penyangga ataupun kain pembebat mencapai 95%. Jika dialami oleh bayi yang berusia di bawah 6 bulan, maka kemungkinan dokter akan memakaikan kain pembebat selama 6–12 minggu. Penanganan pada bayi yang lebih besar kemungkinan memerlukan operasi untuk mengoreksi kelainan letak tulang.

“Untuk menghindarinya, cara terbaik membedong bayi adalah memastikan ada ruangan yang cukup di sekitar kakinya supaya dia bisa bebas bergerak,” kata dr. Price. Jika belum paham bagaimana cara melakukannya, Anda bisa minta diajari oleh dokter anak atau suster di rumah sakit sebelum membawa si kecil pulang. Atau, Anda bisa menonton video cara membedong yang benar di www.hipdysplasia.org. Memakai bedong siap pakai—yang bentuknya mirip kantung tidur—juga merupakan solusi ideal.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia