Deteksi Anak Autis Sejak Bayi

Autisme memang sulit terdeteksi sejak dalam bayi, karena gejalanya hampir mirip dengan keterlambatan perkembangan bayi pada umumnya. Namun, peneliti memiliki beberapa patokan.

Di antara usia 6 - 12 bulan, bayi yang memiliki autisme akan lebih sedikit tersenyum dan berinteraksi dengan orangtuanya. "Mereka tidak tertarik pada orang, tetapi lebih ke benda-benda," kata Fred Volkmar, M. D., director of the child Study center di Yale University. Keterlambatan kemampuan motorik lainnya dapat terlihat sebelumnya.

"Kami menemukan bahwa bayi berumur enam bulan dapat duduk dan mulai bersandar pada punggungnya, sedangkan  sembilan dari 10 bayi penderita autisme akan membiarkan kepalanya terkulai di belakang punggungnya," kata Rebecca Landa, Ph. D., director of the Center for Autism and Related Disorders di Kennedy Krieger Institute di Baltimore.

Tidak semua atau banyak bayi yang susah tersenyum atau memiliki kekuatan leher lemah langsung akan menderita autisme. Bagaimanapun, orangtua harus mengetahui tanda keterlambatan dan mengatakannya pada dokter anak sehingga mereka lebih menyadari gejala-gejala yang lain.

"Ini juga dapat menginspirasikan orang tua untuk lebih proaktif mengamati perkembangan anak," kata Landa, yang merekomendasikan orang tua lebih meningkatkan perhatian untuk melabel objek tertentu yang disukai anaknya.

Orang tua juga diharapkan dapat membacakan buku cerita dan membantu anak memiliki koneksi dengan objek di luar buku ceritanya (belajar bahwa bebek di dalam buku ceritanya sama dengan bebek di kolam, misalnya).

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia