Makanan Keluarga

Makanan padat dan minum mesti seimbang
Makanan padat jadi sumber gizi utama bayi Anda. Meski begitu, susu tetap harus masuk dalam daftar menu hariannya. Hanya saja, jangan biarkan ia minum susu terlalu banyak. Dua sampai tiga cangkir susu, atau kira-kira 500 ml susu dalam sehari untuk pertumbuhan; sebab si kecil tetap harus punya selera untuk menyantap makanannya. Dan karena jus juga bisa membuat anak kenyang, batasi juga, ya. Kira-kira sebanyak 120 ml per hari sudah cukup.

Mulai menikmati camilan
Sebagian pakar memperingatkan bahaya ‘mengemil kebanyakan’. Menurut mereka, kalau anak dibiarkan mengemil tanpa henti, ia tidak akan mempunyai selera makan saat waktu makan tiba. Camilan bisa diberikan 2 kali dalam sehari, yakni pukul 10.00 dan pukul 16.00. Sebaiknya, ini jadi jadwal rutin setiap hari disamping makan pagi, siang, dan malam. Dan mumpung ia lagi senang-senangnya mengemil, perhatikan kandungan gizi camilan yang Anda berikan: apakah buah, keju, secangkir kecil yogurt, atau crackers. Jangan sampai dalam sehari ia makan yang itu-itu saja.

Biarkan ia memegang sendiri piranti makanannya
Pada usia ini, keterampilan si kecil dalam mengkoordinasikan jari-jari tangannya semakin oke. Anak mulai terampil memegang sendok dan gelasnya. Dan ia kelihatan sangat tidak sabar untuk belajar makan sendiri. Awalnya, mungkin saja ia lebih tertarik untuk ‘memanfaatkan’ piranti makannya ini sebagai mainan, senjata, atau jadi sasaran lempar-lemparan. Tidak perlu kesal. Diambil saja dan coba lagi memberikannya beberapa minggu sesudahnya. Setelah itu, ia akan rajin mencoba memasukkan makanan ke dalam mulut mungilnya. Pertama-tama, upayanya bisa gagal total. Lebih banyak makanan yang tumpah daripada yang masuk ke dalam mulut mungilnya. Dampingi dia dan ajari bagaimana cara tepat memasukkan sendok ke mulutnya. Lama kelamaan ia akan piawai mengarahkan sendoknya. Sekali lagi, yang dibutuhkan adalah kesabaran Anda dalam mendampinginya belajar makan. Jangan panik atau tidak sabaran, karena hal ini akan membuat dia tidak nyaman menjalani proses belajar makannya.

Makanan keluarga
Ini periode penyesuaian si kecil untuk mengonsumsi menu keluarga. Sebagai makanan pokok keluarga Indonesia, nasi mendominasi meja makan. Memang, belum tentu ia pandai mengunyah nasi putih biasa. Makanya, awalnya, sediakan untuk nasi tim plus aneka lauk-pauk. Dari sini ia belajar bahwa makan nasi harus disertai lauk-pauk. Anda harus terus menambah perbendaharaan rasanya, dengan selalu memberikan jenis makanan yang bervariasi.

Tip: Setelah berumur 12 bulan, potong-potong makanan yang keras atau berbentuk bulatan (anggur, wortel, hot dog, keju atau daging) sampai ukuran kecil — sekitar ½ cm — sebelum memberikannya kepada si kecil.

MASALAH YANG BISA TIMBUL

Menurunnya selera makan
Ia lagi senang-senangnya bergerak, sehingga makan jadi prioritas terakhir. Jangan cemas. Ia pasti makan begitu lapar. Tugas penting Anda adalah menyediakan makanan bergizi seimbang baginya. Sedangkan tugas si kecil adalah memakannya, atau tidak sama sekali. Menerapkan taktik mengiming-iminginya sesuatu agar mau makan, bukan cara yang bijaksana. Kelak, anak baru mau makan kalau diberi sesuatu.

Pilih-pilih makanan
Begitu kenal rasa berbagai jenis makanan, anak mulai pilih-plih makanan. Tantangan Anda adalah mencari tahu apakah ia tidak mau makan karena sakit, giginya tumbuh, tidak menyukai rasa atau tekstur makanan, atau ada yang lebih menarik dilakukan (makanan bukan lagi obyek eksperimen yang asyik).

Berikut cara menghindari anak pilih-pilih makanan:

  • Makanlah bersamanya.
  • Sah-sah saja anak mau makan sesuatu minggu ini dan membencinya setelahnya. Ganti makanan itu dan biarkan ia mencobanya lagi kelak. Sebaiknya, makanan disajikan dalam suhu yang berbeda, sehingga nantinya ia tidak rewel gara-gara makanannya dingin atau panas.
  • Jangan isi penuh-penuh piring anak. Taruh makanan secukupnya saja dan beri pujian begitu ia berhasil menghabiskannya.
  • Siapkan makanan dalam porsi kecil, namun berikan lebih sering.
  • Variasikan makanannya, sehingga anak mau makan apapun.
  • Pandai-pandai menyelipkan atau ‘menyamarkan’ makanan. Misalnya, masukkan parutan wortel dalam muffin kesayangannya. Anak usia ini makin cerdas dan tahu persis kalau rewel dan menolak makanan utamanya, ada makanan alternatif, seperti yogurt atau biskuit.
  • Jadikan makanan penutup sebagai penawaran terakhir. Bila ia rewel, singkirkan piringnya dan jangan tawarkan apapun, kecuali sepotong kecil buah atau selembar keju, sampai waktu makan tiba. Ia pasti lapar dan tidak bakal membiarkan dirinya kelaparan.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia