Masih Perlukah Puyer?

Obat yang merangsang saluran cerna memang sebaiknya diberikan saat perut anak Anda tak kosong. Jika Anda memperoleh resep, tanyakan pada apotik kandungan aktif setiap baris obat, lalu carilah informasi di internet. Hal tersebut juga berlaku pada puyer ya, Ma.

Umumnya, sakitnya bayi dan balita hanya berputar di tiga kondisi, yaitu demam, batuk pilek, serta diare muntah. Sebaiknya, para orangtua banyak mempelajari ketiga hal tersebut, selain belajar masalah imunisasi, ASI, dan MPASI (Makanan Pendamping ASI). Lalu, ketiga kondisi tersebut umumnya disebabkan infeksi virus. 

Apa artinya? Kebanyakan gangguan tersebut bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya (dalam dunia kedokteran, sering disebut sebagai self limiting diseases). Dengan mempelajari ketiga kondisi tersebut, para orangtua akan memahami bagaimana penanganannya. 

Kadang, sebagai orangtua, Anda lupa bahwa yang terpenting adalah mencari penyebab dan mengamati ada tidaknya tanda kegawatdaruratan. Anda malah sering terpaku pada pertanyaan: Apa obatnya ya? Tahukah Anda kalau sebagian penyakit anak tidak memerlukan obat? Kalaupun butuh obat, umunya tidak lebih dari dua obat.

Jika anak harus minum satu atau dua obat, mengapa masih harus diberi puyer? Demam hanya memerlukan parasetamol. Demikian pula common cold dan flu. Diare muntah membutuhkan oralit dan parasetamol. Bila pupnya berdarah, barulah anak butuh antibiotika. Mengapa anak harus mendapat puyer, padahal parasetamol sirup yang jauh lebih mudah diberikan. Antibiotika pun sudah ada yang berbentuk sirup. 

Lalu, benarkah dosis puyer lebih tepat? Di luar Indonesia, tidak ada yang meresepkan puyer untuk bayi dan anak. Apakah mereka memperoleh dosis yang tidak tepat? Tentunya tidak. Jadi? Sebaiknya, Anda lebih kritis dan bijak saat “belanja” kebutuhan kesehatan ya. (Foto: dok. Feminagroup.)


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia