Yuk, Jadi Donor ASI

Mendukung Pekan ASI Sedunia, 1-7 Agustus, kami ikut mengingatkan bahwa mendapatkan ASI eksklusif adalah hak semua bayi. Meski ada beberapa kendala yang membuat bayi tak bisa ASI ekslusif, misalnya produksi ASI mama kurang atau masalah medis lainnya, kini ada solusinya. Apa itu?

Solusinya, menjadi donor ASI bagi mama yang produksi ASI-nya berlimpah. Mendengar kalimat itu mungkin masih asing di telinga banyak orang. Bagaimana caranya seorang mama bisa mendonorkan ASI untuk bayi orang lain?

Ternyata, bisa, kok! Simak pengalaman Putri Simanjuntak, 25, ibu rumah tangga yang pernah menjadi donor ASI. Wanita yang juga salah satu pengurus AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) ini mengaku mulai menjadi donor ASI pada Oktober 2010, ketika anak keduanya berusia 4 bulan.

"Alasan menjadi donor ASI, karena ASI saya berlebih. Kulkas di rumah sampai tidak bisa menampung. Nah, ketika mendengar ada bayi butuh donor ASI dari salah satu konsuler laktasi AIMI, saya langsung mendonorkan. Waktu itu, bayi pertama yang dapat donor adalah bayi yang berat badannya terus menurun, meski sudah mendapat ASI dari ibunya. Untunglah, setelah bayi itu bisa minum ASI banyak, berat badannya pun mulai naik," ujar Putri tersenyum.

Putri juga menambahkan, bayi yang didonorkan itu beragama Kristen dan berjenis kelamin laki-laki. Sesuai dengan agamanya dan jenis kelamin anak keduanya.  "Saat ini, jadi donor ASI kan belum ada hukumnya dan masih pro kontra. Jadi, untuk memudahkan bayi yang membutuhkan, donor akan memberi ASI pada bayi seagama dan jenis kelamin sama dengan anak yang sedang disusui."   

Lantas, apakah perlu tes kesehatan sebelum jadi donor ASI? "Kalau di AIMI hanya berdasarkan rasa percaya. Memberi keterangan bahwa donor sehat dan menyusui bayi sehat, dan tidak pernah mengidap HIV atau hepatitis. Fungsi AIMI hanya sebagai mediator. Jika ada ibu membutuhkan, lalu akan menginfokan donor. Kalau saya, setidaknya ngobrol-ngobrol dulu. Dan so far, mata dan hati yang bicara. Dan, belum ada masalah," kata Putri lagi.

Pengalaman pertama itu membuat Putri melanjutkan niat baiknya. Hingga kini, ia sudah mendonorkan ASI pada 4 bayi. Semuanya memiliki masalah medis. Antara lain, bayi kuning, tapi ASI ibu belum banyak, dan ibu sakit sehingga tak bisa memberikan ASI.

Sedangkan jumlah ASI yang didonorkan, menurut Putri tergantung kebutuhan. "Bisa sekali ambil 50 botol. Kalau ada yang butuh dan masih ada persediaan, silakan ambil. Produksi ASI saya memang berlimpah. Dulu, anak di bawah setahun, sekali mompa 400-500ml (3-4 botol). Kalau pergi seharian bisa 4 kali mompa. Jadi, sejauh ini lancar."

Putri juga mengungkapkan bahwa ia mendapat dukungan dari suami dan keluarga. Dan, pengalaman ini membuatnya bahagia, karena bisa membantu bayi membutuhkan ASI.

Apakah Anda juga tertarik? Jika iya, Anda bisa hubungi AIMI.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia