3 kebohongan yang jangan diberitahu ke dokter



“Saya makan teratur dan sering berolahraga.“
“Wanita merasa bersalah ketika membicarakan masalah berat badan. Apalagi, bila mereka tidak berbuat apa-apa,“ kata Jennifer Dizon, M.D., profesor ob-gin dari University of Southern California Keck School of Medicine, Los Angeles. Padahal, bila Anda harus mengurangi beberapa kilogram, khususnya kalau tekanan darah tinggi atau mengidap diabetes saat hamil, sebaiknya jujur pada dokter. Jika tidak, Anda tidak akan menerima nasihat yang sangat membantu, dan berat terus melonjak dan memperburuk kondisi kesehatan Anda.

“Tidak, saya tidak merokok“
Berbohong untuk menghindari ceramah dokter bisa berbahaya lho. Bila Anda sedang memilih alat kontrasepsi, dokter tidak akan mengetahui keadaan hormon Anda (bagi perokok yang memakai pil atau patch KB berisiko mengalami penggumpalan darah). Menyadari kebiasaan merokok Anda bisa membantu dokter memahami gejala-gejala, seperti masa pemulihan yang lama setelah sakit, atau ketika terserang alergi dan asma. Yang terpenting, dokter bisa mengubah kebiasaan buruk Anda dengan merekomendasikan cara yang paling pas untuk kondisi kesehatan Anda.  

“Semuanya baik-baik saja.“  
Jika Anda merasa depresi, katakan terus terang. Kondisi tersebut sama seriusnya dengan masalah kesehatan, seperti sakit punggung atau sulit tidur. Plus, bisa merambah ke gejala penyakit lain, seperti migren atau naiknya berat badan. Kalau tidak percaya, pertimbangkan hal berikut: Mengatasi kesedihan Anda akan berimbas positif bagi keluarga, terbukti dari penelitian terbaru yang menyatakan bahwa anak-anak dari ibu depresi cenderung gelisah, depresi, atau berperilaku buruk.
PAR 0307

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia