5 Tipe Pola Asuh Anak

Selalu bersikap tenang, berdiri kokoh, serta konsisten. Itu merupakan kunci dari pola asuh yang baik, tapi terkadang tidak semudah diucapkan. Walaupun kerap sulit menyembunyikan ketidaksabaran, Anda tidak perlu serta merta harus mengubah kepribadian. Dengan sejumlah perbaikan, Anda akan bisa lebih tenang menghadapi perilaku anak.

- Jika Anda ‘tukang teriak’: Latih dalam keadaan tenang dan santai, ucapan yang sering dipakai, seperti “Setelah makan malam, semua bantu membereskan,” saran Crista Wetherington, Ph. D, pediatric psychologist dari Children’s Medical Center, Dallas, Amerika Serikat. Ini memberikan akan menanamkan respons tenang, jadi Anda tidak perlu menyusun kata ketika suasana ternyata sedang menjengkelkan.

- Jika Anda Mama yang ‘halus’: “Pilih satu atau dua perilaku yang tidak bisa ditolerir, lalu ungkapkan ekpektasi Anda pada anak,” saran Crista. Misalnya, “Minggu ini, kita akan mengatur perilaku saat makan. Jika kamu menaikkan suara, maka kamu harus meninggalkan meja.” Bersikaplah dengan tegas dalam satu isu, maka anak Anda akan belajar bahwa Anda sudah memiliki ‘suara’ .

- Jika Anda mudah berubah: “Pilih satu isu dan berjanji (di hadapan seseorang) bahwa Anda tidak akan mengubah pikiran Anda terhadap isu itu,” saran pakar disiplin Betsy Brown Braun. Jika Anda sudah mulai tergoda untuk berubah pikiran, ingat bahwa anak akan merasa lebih aman dan nyaman jika orang tuanya konsisten.

- Jika Anda terlalu keras: Dalam setiap kesempatan, uji diri Anda untuk memberikan setidaknya 3 pujian pada anak Anda untuk bersikap baik. “Jika Anda terus mengeluh dan mengeluh, maka anak akan merasa susah membuat Anda senang,” ungkap Wetherington. “Anak perlu belajar bahwa mereka boleh melakukan kesalahan, lantas memperbaikinya.” Jadi, ketika Anda terpancing untuk marah besar, coba ingat lagi apakan itu perlu?

- Jika Anda dan pasangan memberikan pesan yang berbeda: “Siapa orang tua yang memulai argumen, maka itulah yang menyelesaikan. Tidak ada orang tua yang menang atau kalah,” ungkap Brown Braun. Pasangan perlu sepakat soal hal besar, seperti izin menonton TV di hari sekolah. Sementara untuk hal-hal kecil, kita harus setuju meski pun tidak sepenuhnya setuju.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia