Belajar Sikap Asertif

Memang ada sih, orang-orang yang bawaannya asertif, tapi sikap ini sebetulnya merupakan ketrampilan yang bisa dipelajari semua orang, kok. Soalnya ketrampilan satu ini penting bagi anak-anak dan orang dewasa.

Sikap asertif adalah suatu cara komunikasi di mana seseorang memahami dan mampu ‘membela’ apa yang menjadi haknya dan di saat yang sama tetap memahami dan menghormati hak orang lain. Pada si kecil, ketrampilan satu ini sangat relevan bila dikaitkan dengan bullying, anak yang mampu menghormati hak orang lain tidak akan menjadi pem-bully, dan jika di-bully ia akan mampu membela dirinya.

Supaya anak bisa bersikap asertif idealnya sih, mama-papanya juga asertif supaya si kecil melihat dan mencontoh bagaimana mama dan papa bersikap saat berinteraksi dengan kerabat, tetangga, teman dan orang-orang lainnya. Misalnya saat mama dan si kecil sedang mengantri di kasir supermarket dan antrian disela orang. Daripada diam saja atau mengomel belakangan, Mama bisa langsung bilang baik-baik, “Maaf ya, kami sudah mengantri duluan, Anda bisa ikut antrian ini di belakang ibu berbaju kuning itu.”

Seringkali kita sulit bersikap asertif karena enggan atau malu mengeluarkan pendapat. Karena itu yakinkan pada anak bahwa pendapatnya juga berharga, coba biarkan anak mengeluarkan pendapat bahkan untuk hal-hal kecil, bisa tentang acara televisi yang baru saja ditonton bersama atau soal masakan Mama.

Anak mulai suka melawan? Jadikan juga itu sebagai momen pengajaran bersikap asertif. ‘Terlalu disiplin’ atau selalu marah saat anak Anda tidak menurut bisa membuat si kecil tumbuh jadi anak yang pasif demi menghindari ‘masalah’ dengan Anda. Jadi daripada marah, coba biarkan si kecil memberikan alasannya (yang masuk akal) saat ia tidak mau menuruti perintah Anda. Mungkin Anda bisa berkompromi, saat ia tidak mau disuruh tidur misalnya, katakan, “Baiklah, Kakak boleh nonton filmnya sampai selesai, tapi setelah itu harus tidur.” Mendengarkan dan menghormati pendapatnya akan membuat si kecil lebih percaya diri untuk berbicara ‘membela’ haknya.

Biar begitu, bukan berarti pendapat dan alasan si kecil harus selalu Anda setujui. Kadangkala orang tua perlu juga membuat si kecil menuruti peraturan tanpa kompromi. Tentu saja lakukan dengan asertif ya, Ma.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia