Cara Jauhkan Anak dari Kuman

Sebagai orangtua, seringkali kesulitan untuk menjaga anak agar sehat dan terhindar dari penyakit menular. Menurut studi Global Infection Challenge 2013 yang dirilis oleh Global Hygiene Council (GHC), sebanyak 30 persen responden paling khawatir dengan virus flu. Sementara 29 persen mengkhawatirkan penyakit yang berhubungan dengan perut (misalnya yang disebabkan oleh bakteri E.coli atau salmonella).

Faktanya, dunia penuh kuman (dan virus, dan bakteri) menunggu di luar sana. Di sekolah, anak mudah terserang flu misal saat hidung meler  tak dilap tisu, bersin yang meluncur bebas ke seluruh penjuru kelas, saling berbagi mainan, buku, dan entah apa lagi. Jangan panik dulu, Ma! Anak bisa diajarkan untuk menghindari sumber penyakit kok . Bagaimana caranya?

1. Bersin = siku    
Coba ajarkan si kecil untuk mengingat-ingat kalimat ini: meler = tisu, bersin = siku. “Anak-anak menggunakan tangan untuk menyentuh apapun, “ jelas Gabrielle Traub, homeopathic practitioner dan faculty member di Pacific College of Oriental Medicine, Amerika.

“Karena itu, mengajarkan mereka untuk ‘membuang’ bersin di siku (alih-alih menutupnya dengan tangan) efektif mencegah penyebaran kuman.” Melalui batuk dan bersin, kuman bisa ‘terbang’ hingga 1,8 meter!, demikian menurut Dr. Jennifer Shu, dokter pakar CNN Health. Ajarkan si kecil juga untuk segera membuang tisu bekas.

2. Berikan pijatan    
Tulang belakang adalah area yang penuh dengan syaraf. Kadang syaraf bisa menjadi tegang sehingga butuh pijatan untuk merelakskannya. Sudah terbukti, pijatan bisa melawan efek negatif stres pada sel-sel tubuh, demikian menurut David Allen, pediatric acupunturist di AcuSport Health Center di San Diego.

Beberapa kali seminggu, coba telungkupkan anak lalu berikan pijatan di punggungnya. Mulai dari bagian bawah, perlahan cubit lembut kulit di kedua sisi tulang belakangnya, naik hingga ke leher. Lakukan naik tiga kali dan turun satu kali.

3. Selalu cuci tangan
Menjaga kebersihan tangan adalah salah satu cara terbaik mencegah penyebaran kuman dan penyakit. Jangan pernah lelah ingatkan si kecil untuk sering-sering mencuci tangan, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan kamar mandi atau toilet. Jangan buru-buru juga saat mencuci tangan. Waktu yang ideal, menurut Dr. Jennifer Shu adalah 20 detik; ini setara dengan sekali bernyanyi “Happy Birthday”.

Di Indonesia, kesadaran ini sudah cukup tinggi. Studi GHC mengungkapkan sebanyak 85 persen responden sudah memastikan keluarga mereka mencuci tangan dengan air dan sabun untuk mencegah terkena infeksi atau penyakit menular.

4. Coba akupuntur
Metode menancapkan jarum kecil ke kulit untuk menghilangkan sakit dan mengatasi penyakit ini bisa membantu mengembalikan aliran energi yang sehat pada tubuh anak. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, David Allen menyarankan untuk menfokuskan pada punggung bagian atas karena baik untuk menstimulasi fungsi jantung.

“Jantung yang bekerja dengan baik akan mampu memompa oksigen ke seluruh tubuh dan membantu mengurangi jalur udara peradangan. Itu artinya, saat ada virus yang memasuki tubuh melalui saluran pernapasan, sistem imunitas tubuh bisa melawannya dengan lebih cepat.” Anak takut jarum? Coba pijat akupresur. Pastikan Anda melakukannya di tempat yang terpercaya, ya.

5. Hindari yang manis-manis
Cuaca dingin bisa membuat selaput lendir– yang ada di hidung dan mulut – menjadi lebih kering. Ini artinya, rentan terhadap infeksi. Konsumsi yang manis-manis menjadikan kerja sel tubuh menjadi kurang efektif dan menyebabkan sel-sel tubuh yang bertugas menjaga daya tahan tubuh menjadi ‘mandul’, tidak bisa menerima atau mengirim sinyal.

Ujung-ujungnya: kurang efektif melawan virus, jelas Weston Saunders, M.D., integrative physician di Greensboro, North Carolina. Solusinya, batasi konsumsi gula si kecil.

6.Beri perhatian pada jempol
Dasar ilmu refleksiologi adalah bahwa pada telapak kaki dan tangan ada titik-titik tekanan yang berhubungan dengan seluruh bagian tubuh. Jempol adalah titik tekanan pada refleksiologi yang berhubungan dengan sinus, menurut Jordan Mathews, reflexiologist di Belle Sentier Holistic Therapies di Houston.

Ia menyarankan untuk melakukan hal ini: lakukan gerakan menggosok yang perlahan, mulai dari dari bagian bawah jempol bergerak ke atas sambil sedikit ditarik, seperti sedang memerah susu sapi. Sedangkan untuk membersihkan jantung, lakukan gerakan seperti menggoyang secara perlahan di bagian depan telapak kaki, tepat di bawah jempol. Refleksiologi terbilang cukup lembut, kok, sehingga bisa dilakukan setiap hari selama 10 – 20 menit.

7.Jangan lupa bergerak
Olahraga dapat memperbaiki sirkulasi tubuh, meningkatkan kadar oksigen, dan membantu sel darah putih bekerja melawan makluk asing dengan lebih efektif, jelas Gabrielle Traub. Lebih penting lagi, aktivitas fisik membantu mengurangi stres – yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Perlu diketahui, sistem imunitas bekerja lebih baik bila suhu tubuh sedikit di atas normal, menurut Weston Saunders, M.D. Karena itu, bila si kecil hendak berolahraga di saat cuaca sedang dingin, pastikan untuk memakaikannya jaket yang bisa membuatnya tetap hangat.

8.Atur pola makan dan tidur
Selain olahraga, tentunya mengatur pola makan dan tidur juga penting. Biasakan anak mengonsumsi cukup sayur, buah, susu, dan air putih. Untuk waktu tidur, Dr. Jennifer Shu menyarankan minimal 10 jam untuk anak usia sekolah dan 12 jam untuk balita.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia