Dampak Overprotektif terhadap Anak

Apakah Anda selalu mengatur apa saja yang harus anak lakukan saat ia sedang bermain? Atau memastikan ia tidak terjatuh saat berlari-lari di taman? Atau menyodorkan minuman setiap kali ia kelelahan?

Jika Anda menjawab ya, berarti Anda termasuk dalam helicopter parent. Ciri-ciri helicopter parent adalah kecenderungan untuk selalu berputar-putar di sekitar anak mereka dan siap sedia untuk membantu setiap kali anak mengalami kesulitan atau kekecewaan. Sebenarnya, ini mirip dengan sikap overprotective. Memang, tidak ada orangtua yang tidak ingin melindungi anaknya.
 
Namun, sikap ini ternyata mempengaruhi karakter anak di masa depan. Ia terbiasa untuk diurusi segala sesuatunya sehingga tidak tahu harus berbuat apa ketika menghadapi masalah. Si kecil akan tumbuh menjadi anak yang rentan stress. Bagaimana mungkin ia akan belajar bangkit jika tak pernah merasakan jatuh?

Tren pengasuhan anak yang sekarang banyak dilakukan oleh orangtua justru kebalikannya: The Anti-Helicopter Parenting. Biarkan si kecil menikmati masa anak-anaknya tanpa perlu terus menerus diatur. Anak-anak akan mempelajari apa yang mereka butuhkan, dengan cara mereka sendiri, tentunya dengan panduan (bukan campur tangan) dari Anda sebagai orangtuanya.

Masih ‘berputar-putar’ di atas anak? Ini 3 cara untuk berubah menjadi The Anti-Helicopter Parent:

1. Jangan micromanage  setiap aktivitas anak. Tahan diri Anda sejenak untuk tidak mengurus semua kebutuhan anak. Menakutkan? Mungkin iya. Namun, dengan begitu ia akan belajar mandiri.

2. Terbiasa mengatur jadwal harian seluruh anggota keluarga? Sesekali bebaskan mereka untuk mengatur jadwalnya sendiri tetapi sisihkan satu waktu untuk bersama-sama berada di rumah.

3. Tunggu 15 menit sebelum Anda memperbaiki segala sesuatu, entah mainan yang rusak atau remahan makanan yang berceceran. Siapa tahu anak ternyata menemukan cara sendiri untuk membereskannya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia