Kebutuhan Garam, Gula dan Lemak pada Anak

Meski penduduk dunia saat ini sedang terobsesi pada garam, gula, dan lemak, pakar nutrisi Emilia E. Achmadi, MS, RD, mengingatkan agar orang tua tidak bertindak berlebihan dalam menyikapi tingginya konsumsi garam, gula, dan lemak yang sudah mengglobal ini.

“Tidak perlu melakukan tindakan ekstrem, seperti menerapkan diet ketat pada anak untuk menghalangi asupan ketiga komponen tadi di dalam makanannya. Karena sebenarnya, garam, gula, dan lemak adalah jenis-jenis zat gizi yang besar perannya dalam proses tumbuh kembang anak-anak,” jelasnya.

Keberadaan garam, misalnya, lanjut Emilia, amat terkait dengan kemampuan organ tubuh kita untuk dapat beroperasi secara baik. Garam juga memungkinkan tubuh kita melakukan berbagai hal, mulai dari berpikir, bergerak, hingga beristirahat. Seluruh fungsi tersebut mampu terjadi karena adanya komunikasi antara sel-sel di dalam tubuh kita.

Tanggung jawab untuk menjamin terjadinya komunikasi yang baik antar sel adalah peran penting ion-ion sodium yang terkandung di dalam garam.

Namun, konsumsi garam yang berlebih juga sama berbahayanya dengan
kondisi kekurangan asupan garam. Pasalnya, garam memiliki sifat dasar higroskopis alias mengikat air. Di dalam tubuh, sifat higroskopis ini mengakibatkan pertambahan volume darah lantaran banyaknya jumlah air yang diikat oleh garam. Nah, meningkatnya volume darah ini mengakibatkan tekanan darah meningkat sehingga potensi terjadinya pembuluh darah pecah juga bertambah.

Sama seperti garam, asupan gula—alias karbohidrat sederhana, juga
besar manfaatnya bagi tubuh. Gula yang berasal dari konsumsi
karbohidrat adalah sumber energi terbesar dalam tubuh kita. Jika
sampai kekurangan energi, maka dampak yang bisa terlihat segera adalah tubuh menjadi lemas dan kemampuan berpikir ikut melemah. Bukan hanya itu, di luar anggapan kita selama ini, kekurangan asupan gula pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya diabetes.

“Konsumsi gula berlebihan memang bisa menjadi salah satu sebab yang memicu kondisi diabetes. Tetapi, bukan hanya kadar gula darah yang berlebih, kondisi kadar gula darah yang berada di bawah normal juga bisa mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan di dalam tubuh.

Ketidakseimbangan kadar gula darah tersebut bisa memengaruhi regulasi insulin di dalam tubuh. Inilah yang pada akhirnya bisa menjadi pemicu munculnya diabetes pada tubuh seseorang,” jelas Emilia.

Bagaimana dengan peran lemak bagi tubuh kita? Selain sebagai sumber energi, lemak berguna untuk mengatur temperatur tubuh, penyerapan vitamin A, D, E, dan K, sertamelindungi organ-organ dalam tubuh kita.

Lebih lanjut, lemak juga berperan penting dalam proses metabolismehormon di dalam tubuh kita. Pada anak-anak, kegunaan lemak ini perlu digarisbawahi karena terkait erat dengan produksi hormon pertumbuhan, yang mempengaruhi setiap aspek dari organ tubuhnya. Bukan hanya itu, asupan lemak tidak jenuh juga baik karena sifatnya yang mampu meredam peradangan di dalam tubuh.

Akan tetapi, sama seperti mengonsumsi jenis zat gizi lainnya, terlalu banyak asupan lemak bisa berakibat buruk juga. Di satu sisi, tubuh kita membutuhkan lemak, namun di sisi lain, konsumsi lemak berlebihan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan kegemukan dan melonjaknya kadar kolesterol di dalam darah. Apa yang terjadi bila kadar

kolesterol melesat naik? Tak lain adalah meningkatnya risiko pembentukan plak di dalam dinding pembuluh darah, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke dan serangan jantung di usia muda.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia