Penggunaan Obat Tradisional

Selain  dosis dan aturan pakai, faktor keamanan obat tradisional ini juga bergantung pada cara Anda mengolahnya. “Perhatikan soal kebersihan saat meramu obat tradisional,” kata Dra. Katrin Basyah, MS, dari Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Departemen Farmasi. Tanaman atau umbi yang akan digunakan sebaiknya dicuci dulu dengan air matang hingga bersih. Begitu juga dengan peralatan yang akan digunakan, seperti panci untuk  merebus, atau kain saringan. Ini dimaksudkan untuk menghindari kotoran apapun yang bisa mengontaminasi obat yang dibuat.

Penggunaan obat tradisional sebenarnya bisa sejalan dengan obat yang diresepkan dokter. Menurut Prof. Dr. dr. Purwantyastuti, SpF(K), dosen sekaligus peneliti di Departemen Farmakologi & Terapeutik, FKUI, Jakarta, yang perlu dilakukan adalah berbicara dengan dokter anak ketika Mama memutuskan memberi obat tradisional bersamaan dengan obat dokter. “Jika obat tradisional tersebut tidak berkontra indikasi dengan obat resep, dokter tentu akan mengijinkannya. Selain itu, dokter juga akan menyesuaikan jadwal antara pemberian obat tradisional dengan obat resep.”

Meski pada beberapa orang penggunaan obat tradisional sudah menjadi kebiasaan, namun ada kondisi dan hal-hal tertentu dimana obat-obatan tradisional sebaiknya tidak lagi menjadi andalan, terutama untuk anak-anak. “Jika panas tidak turun-turun dalam waktu tiga hari, batuk pilek semakin parah, dan anak mengalami sesak napas, sebaiknya segera dibawa ke dokter,” terang Purwantyastuti. Peringatan ini diketahui benar oleh Shinta. Meski kerap mengandalkan cara-cara alami untuk berbagai penyakit ringan yang dialami anaknya, namun ia tetap akan membawa anaknya ke dokter jika sakitnya semakin parah dan tidak lagi terobati dengan obat tradisional. “Tapi, selama anak masih aktif dan mau makan, saya tidak ke dokter.”

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia