Saatnya pindah!



Semasa sekolah dulu, mungkin di antara Anda ada yang tinggal di tempat kos. Sebagai anak kos, jarang sekali kita loyal dengan satu tempat kos. Sejak tahun pertama sampai lulus, mungkin beberapa kali kita pindah kos. Mengepak, membongkar dan mengepak barang-barang lagi, itu sudah biasa. Tapi itu dulu, lho, sebelum Anda punya ‘buntut’. Setelah menikah dan punya anak, pindah rumah butuh perencanaan dan persiapan yang lebih matang. Tentu agar Anda dan anak-anak tetap merasa nyaman.

Mengabarkan berita
Bila kepindahan itu bukan sesuatu yang bersifat dadakan, singgung rencana pindah tersebut jauh-jauh hari. Ketika suaminya, Lukas, dipindahkan ke kantor cabang perusahaan tempatnya bekerja di Surabaya, saat berkumpul di meja makan, Shinta bilang kepada anak-anak mereka, “Tiga bulan lagi papa akan pindah ke Surabaya, dan kita semua ikut!” ‘Rapat’ kecil di meja makan seperti itu bisa menjadi kesempatan bagi Anda untuk   menjelaskan alasan kepindahan pada si kecil.  “Papa pindah kerja, Ma?” tanya si sulung Ronan, 7 tahun. “Tidak, papa masih kerja di perusahaan yang sama, tapi di kantor yang di Surabaya,” jelas Shinta. Bagi anak yang sudah berusia 7 tahun ke atas, pindah rumah bisa terasa lebih sulit, karena mereka sudah lebih ‘terikat’ pada lingkungannya. Mungkin mereka sudah punya teman bermain yang akrab di rumah. misalnya. Agar kepindahan berlangsung mulus, cari dukungan dari si anak besar dulu, karena mereka biasanya jadi panutan adik-adiknya. Nah, untuk meyakinkan si kakak, menurut Vera Itabiliana, psikolog anak dan remaja, Anda perlu ‘mempersenjatai’ diri dengan informasi lengkap tentang rumah, sekolah, lingkungan, maupun rutinitas dan perubahan baru yang akan dihadapi anak di tempat baru nanti. “Hindari kata-kata ‘Lihat saja nanti’ atau semacamnya, karena menandakan ketidakpastian. Ini bisa menimbulkan kecemasan pada diri anak,” katanya.

Agar pindah tak jadi sumber stres
Kepindahan bisa jadi sumber stres jika anak tidak siap, karena mereka merasa kehilangan kontrol atas rutinitas sehari-hari dan ada ketidakpastian di tempat baru. Jadi, usahakan cerita yang menarik tentang tempat baru; seperti rumah yang lebih besar, atau sekolah yang lebih banyak mainannya. Bila mungkin, perlihatkan foto-foto tentang tempat baru agar anak lebih punya gambaran. Intinya, buatlah kepindahan itu terdengar menarik dan tidak mencemaskan. Tapi ingat lho, tak perlu terus-terusan bicara tentang kepindahan itu agar tak mengganggu suasana hati keseharian anak, hingga saat pindah tiba.

Yuk, siap-siap                              
Jika anak mau, biarkan dia ikut membantu mengepak barang-barang. Anda bisa membatasi dia untuk mengurus barang-barang pribadinya saja. Sediakan beberapa kardus besar sebagai tempat memuat buku-buku, boneka atau mainan-mainannya. “Biarkan dia menyortir barang-barangnya dan menuliskan kategori barang di kardus,” kata Vera. Kesibukan mereka akan membuat Anda bisa lebih fokus mengepak barang-barang lain. Selain itu, Vera juga menyarankan hal-hal berikut:

  • Beri anak daftar barang pribadi agar dia lebih mudah menyortir barang-barangnya.
  • Jika anak ingin mengadakan perpisahan dengan teman-temannya, bantulah dia menyiapkan acara tersebut.
  • Ajak anak menyediakan waktu untuk ‘berpamitan’ dengan tempat-tempat favoritnya; seperti taman di dekat rumah, toko buku langganan, dan lain-lain.
  • Anak biasanya merasa nyaman dengan suasana tak asing dan benda-benda yang sudah dia kenal. Jadi, kemasi barang-barangnya paling akhir, dan tata paling awal nantinya di tempat baru, agar ia segera merasa nyaman.

Menjelang keberangkatan
Mendekati hari H, anak mungkin akan lebih antusias sekaligus cemas. Beri mereka semangat dan hibur mereka. Anda juga bisa meminta mereka menggambar rumah atau tulisan yang berisi kesan-kesan selama mereka tinggal di rumah itu sebagai kenang-kenangan. Lalu, simpan di tempat tersembunyi di rumah itu, agar bisa ditemukan oleh penghuni baru, kelak.  Anda juga bisa meniru apa yang dilakukan Yulia Sarah ketika akan pindah dari Bogor ke Batam. “Saya mengajak anak-anak memotret bagian-bagian rumah yang mereka anggap istimewa. Itu bisa jadi kenang-kenangan buat mereka kelak,” katanya. Apa pun yang Anda lakukan, usahakan agar Anda tetap dalam keadaan riang dan penuh semangat. Mood Anda yang positif akan menular kepada anak-anak.

Di hari besar itu
Pada hari keberangkatan, beri anak checklist untuk melakukan pengecekan terakhir terhadap barang-barangnya. Pastikan tidak ada barang yang tertinggal lagi. Pastikan juga anak cukup sehat untuk melakukan perjalanan. Jangan lupa menyiapkan barang-barang kesukaan anak sebagai teman selama di perjalanan, apalagi jika jarak yang akan ditempuh cukup jauh. Ketika kembali ke Jakarta dari Penang, Malaysia, dua tahun lalu, Ambarita membiarkan bantal penyu milik Andhika, kini 4 tahun, tetap berada di tas tenteng dan tidak masuk ke bagasi. “Meski perjalanan terbilang singkat, Andhika memeluk erat bantal yang masih terbilang besar untuk ukuran tubuhnya waktu itu selama di perjalanan, dan dia terlihat senang-senang saja,” kata Ambar. Bawa pula perbekalan makanan, obat-obatan, CD lagu-lagu anak, atau benda-benda lain yang mungkin Anda butuhkan selama di perjalanan. Dan, ceritakan kisah-kisah menyenangkan agar anak merasa rileks dan gembira.

Nyaman di tempat baru
Setiba di tempat tujuan, segera ajak anak menata kamar barunya. Lebih cepat dia dikelilingi barang-barang kesayangannya, lebih cepat dia akan merasa nyaman dan tak asing. Beri kesempatan padanya untuk cukup beristirahat sebelum Anda mengajaknya berkeliling rumah dan lingkungan sekitarnya untuk ‘berkenalan’ dengan tempat tinggal barunya. Sebelum mulai bersekolah di sekolah baru, Anda juga bisa mengajak anak mengunjungi sekolah barunya. Setelah itu, ajak dia sebentar menikmati suasana di mal atau taman hiburan setempat. Boleh juga lho, memberi dia hadiah-hadiah kecil untuk membuatnya lebih bersemangat menjalani hari-hari pertama di tempat barunya. Hari-hari selanjutnya, usahakan agar anak tak kehilangan rutinitas yang biasa dilakukan di tempat tinggal lama. Bila dia mengeluh (ini hal biasa pada masa-masa awal kepindahan), jadilah pendengar yang baik dan hibur dia. Mungkin dia rindu terhadap teman-teman dan lingkungan lamanya.

Ajari anak cepat beradaptasi
Menurut Vera, pada dasarnya anak mudah beradaptasi. Apalagi kalau usianya masih balita. “Yang penting, orangtua ada ketika anak membutuhkan pendampingan menghadapi situasi baru,” katanya. Vera ingat, masa kecilnya yang diwarnai acara pindah berulangkali tak terasa berat dan justru banyak diwarnai hal positif. “Semasa SD saja aku 6 kali pindah, beda-beda kota lagi. Tapi aku justru jadi punya banyak teman di mana-mana, dan terlatih untuk cepat beradaptasi,” katanya. “Dua hal lagi, aku jadi terlatih untuk packing dan melakukan persiapan perjalanan jauh,” tambahnya. Untuk membantu anak beradaptasi, saran Vera berikut mungkin bisa Anda coba.
  • Beri dorongan pada anak untuk bergabung dengan anak-anak lain di lingkungan rumah atau sekolahnya.
  • Dampingi anak berkenalan dengan anak tetangga. Anda bisa memberinya contoh dengan memperkenalkan diri kepada tetangga baru.
  • Anak-anak paling cepat beradaptasi lewat kegiatan bermain. Jadi, ajarkan anak tentang permainan yang biasa dilakukan anak-anak lain di tempat baru, dan libatkan anak dalam permainan tersebut.
  • Adakan acara syukuran rumah baru dengan mengundang tetangga dekat beserta anak-anak mereka dengan harapan anak bisa cepat kenal dan berbaur.

Nah, tak ada yang perlu dikhawatirkan, kan? Cepat atau lambat anak akan beradaptasi, dan hingga saat itu tiba, dukungan dari Andalah yang akan sangat berperan untuk membantunya.

PAR 0107

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia