Toilet Higienis untuk Anak

Meskipun digunakan setiap hari, keberadaan toilet kerapkali terabaikan, hampir tidak pernah diangkat menjadi sebuah topik bahasan khusus, dan menjadi urusan nomor sekian dari prioritas kehidupan. Padahal, keberadaan toilet sama pentingnya seperti meja makan dan tidak tabu untuk dibicarakan. Siapa sih, yang tidak membutuhkan toilet?


Hal tersebut menjadi kegelisahan Ainun Chomsun, salah satu penggerak Toilet Higienis, dan para mama lainnya, yang disampaikan melalui media sosial. Padahal menjaga kebersihan toilet bukan hal yang sulit. Namun akan timbul dampak yang besar pada kesehatan jika seseorang tidak memperhatikannya.


“Kebanyakan orang manjadi asal saat menggunakan toilet karena tidak peduli dengan apa yang akan dirasakan oleh orang yang selanjutnya. Artinya apa? Kepedulian masyarakat tentang kondisi toilet masih minim. Tak heran kalau masih banyak toilet-toilet di tempat umum termasuk sekolah yang kondisinya memprihatinkan” ujar Ainun, yang lebih akrab disapa dengan panggilan Ai. 


Bukan itu saja, Ainun yang sebelumnya tidak menyadari adanya World Toilet Day yang diperingati pada 19 November ini, juga menemukan fakta bahwa tenyata banyak anak di sekolah yang menahan untuk tidak buang air kecil dengan alasan toilet di sekolahnya licin, kotor atau gelap.


“Akibatnya, anak saya sendiri, Haiqa Mata Hati (8), terserang infeksi saluran buang air kecil saat ia duduk di kelas TK A. Kalau sudah begini, mana mungkin sebagai seorang mama kita tahan berdiam diri saja?” cerita Ainun. 


Dari gagasan ini lah Gerakan Toilet Higienis dibentuk. Tidak muluk-muluk, kok, Melalui akun twitter @toilethigienis, Ainun dan teman-temannya hanya ingin semua orang sadar dan lebih peduli dengan kondisi toilet di sekitar kita terutama di sekolah. Dan setiap orang bisa berpartisipasi untuk memperbaiki kondisi sanitasi seperti inisiasi untuk merenovasi toilet sekolah.


“Lewat media sosial, Ainun, dkk seringkali saling memamerkan foto kondisi toilet yang mereka temui di berbagai tempat umum baik yang yang bersih maupun yang tidak. Yang bersih tentu saja mendapat pujian dan patut dicontoh, sementara yang jorok siap-siap kebanjiran komentar pedas. Harapannya, foto-foto tersebut dapat mengingatkan kita tentang keadaan toilet ideal dan menjadi “polisi’ untuk toilet yang dirasa masih butuh ‘disulap’ untuk menjadi lebih baik. Terang, bersih dan wangi,” ujarnya.


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia