Vegetarian ala Dewi ‘Dee’ Lestari

Sejak 2006, Dewi 'Dee' Lestari, mama yang berprofesi sebagai penyanyi, penulis lagu, dan penulis buku ini telah menjadi lacto-ovo vegetarian. Mama dari Keenan dan Atisha ini juga berhasil membiasakan kedua anaknya untuk mengonsumsi menu vegetarian.

Mau tahu lebih banyak tentang kiat sukses mama yang akrab dengan panggilan Dee ini? Baca hasil interview kami yuk!

Sejak kapan Dee sekeluarga menjadi vegetarian dan jenis apa yang dijalankan?
Saya vegetarian dari tahun 2006, jenis lacto ovo (masih makan telur dan produk susu). Waktu itu sebetulnya saya justru terpicu oleh anak saya, Keenan, yang nggak mau makan daging. Kebetulan, ketertarikan saya untuk jadi vegetarian sudah terpendam lama, khususnya karena isu lingkungan (pola vegetarian lebih ramah lingkungan). Melihat Keenan nggak makan daging, saya pikir sekaligus saja sekeluarga ikutan.

Alasan yang membuat Dee memutuskan membesarkan anak vegetarian?
Lebih karena praktis saja. Tapi, sebetulnya saya nggak memaksa. Kalau ternyata satu saat anak-anak tidak memilih vegetarian lagi tidak apa-apa. Itu pilihan mereka masing-masing. Tapi, selama di rumah, ya saya menyediakan  menu makanan vegetarian.

Apa pernah ada keraguan atau rasa takut anak akan mengalami malnutrisi? Mengapa?
Sama sekali tidak. Menurut saya ketakutan anak gizi karena vegetarian itu lebih karena salah informasi atau kurang informasi. Yang tidak vegetarian pun belum tentu nutrisinya baik kalau tidak ditunjang ilmu nutrisi benar. Yang penting bagi orang tua adalah memperkaya diri dengan ilmu gizi yang up-to-date.

Jadi, jangan cuma pakai ilmu "katanya". Cari buku, browsing internet, bicara dengan yang ahli. Kebetulan saya sudah cukup dekat dengan para pengurus Indonesian Vegetarian Society, termasuk ahli-ahli gizi yang ada di IVS, jadi saya tidak merasa ragu. Yang penting piramida keseimbangan gizi terpenuhi, bedanya hanya sumber proteinnya kami pakai yang nabati.

Seperti apa sih pola makan Keenan dan Atisha sehari-hari?
Atisha dan Keenan makan seperti biasa saja. Sumber karbohidratnya dari nasi, roti, kentang. Protein dari telur, tempe, tahu. Mereka makan sayur dan buah. Jadi, mirip dengan pola makan umum, cuma beda sumber protein saja.

Tantangan yang dihadapi selama ini dalam membesarkan anak vegetarian?
Tantangannya adalah dari variasi, terutama kalau makan di luar. Pilihan lebih terbatas. Lingkungan juga kadang-kadang mempertanyakan, tapi kami tinggal menjelaskan saja.

Pernahkah mendapat intimidasi dari mama lain mengenai membesarkan anak vegetarian? Seperti cibiran anaknya tidak akan sehat nantinya, dll.? Cara menghadapinya?
Selama ini tidak ada intimidasi yang berarti. Paling hanya berupa pertanyaan saja. Kalau soal sehat kan terlihat dari anaknya. Selama pertumbuhannya baik, kesehatannyabaik, ya akan terbukti dengansendirinya. Sejauh ini pertumbuhan Keenan dan Atisha amat baik. Mereka memang cenderung langsing, tapi tubuhnya aktif dan berenergi.

Bagaimana menjelaskan kepada si kecil tentang mengapa ia vegetarian atau mengapa ia tidak boleh makan daging?
Kalau mereka sudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan, sekitar umur 4-5 tahun, sudah mulai bisa dikasih tahu. Saya jelaskan apa itu vegetarian, dan mengapa keluarganya bervegetarian. Tapi saya nggak pernahbilang "nggak boleh". Kadang mereka coba sendiri dan nggak suka. Menurut saya itu lebih fair ketimbang saya yang melarang-larang.

Apa anak pernah tertarik atau meminta untuk mencoba makanan non-vegetarian?
Pernah. Kalau Keenan pergi kerumah ayah kandungnya atau ke saudara-saudaranya, dia pasti akan mencicipi makanan non-vegetarian. Selama itu tidak membuat dia jatuh sakit atau ada reaksi keras dari tubuhnya, saya nggak keberatan. Yang penting selama dia di rumah kami, dia makan apa yang kami sediakan.

Hal apa yang biasanya masih salah dimengerti oleh non-vegetarian tentang vegetarian?
Pertama, vegetarian pasti sehat itu belum tentu. Menurut saya, vegetarian atau bukan, kesehatan bukansemata-mata terletak pada asupan gizi, banyak hal lain yang menentukan kesehatan. Kedua, anggapan vegetarian itu sulit sama sekali tidak benar. Hanya butuh pembiasaan. Kita, yang di Indonesia, malah beruntung karena tahu tempe di sini enak, murah, dan banyak substitusi lain. Jika dicermati, pola makan Indonesia yang asli malah cenderung vegetarian. Orang dulu biasanya Cuma makan daging kalau hari besar saja. Jadi, sebetulnya tidak ada masalah jika sehari-hari ingin coba vegetarian.

Tips bagi mama lain yang ingin membesarkan anak vegetarian?
Banyak membaca dan cari informasi. Jangan malas berkreasi di dapur. Informasi yang tepat itu mutlak, jikatidak, akan gampang diombang-ambingkan diri sendiri maupun lingkungan. Kreasi itu juga penting karena kita perlu menciptakan variasi masakan di rumah, jadi nggak bosan. (Penulis: Gita Chandra/foto: dok. Feminagroup)

Baca juga: Tips Membesarkan Anak Vegetarian



 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia