Risiko Operasi Caesar

Operasi Caesar atau Sectio Caesarea berasal dari bahasa Latin, Caedere, artinya memotong. Di sini diartikan sebagai suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding rahim.

Tentu penyayatan itu membawa risiko dan efek tertentu terhadap mama, yaitu:

Pada operasi Caesar dilakukan penyayatan pada dinding rahim. Sayatan ini dilakukan di bagian bawah perut selapis demi selapis, mulai dari lapisan kulit, perut, otot hingga dinding rahim. Itulah sebabnya operasi ini dari persiapan hingga pasca operasi memakan waktu hingga 3-4 jam. Akibat penyayatan antara lain:

- Perdarahan lebih banyak dari persalinan normal. Karena perdarahan dan luka bukan hanya dari runtuhnya dinding rahim karena kelahiran anak, tetapi juga dari luka operasi. Karena itu, pada mama yang terdiagnosis kekurangan darah (Hb), pasca operasi juga harus melakukan transfusi.

- Pemantauan intensif. Pada 24 jam pertama yang kebanyakan mama melahirkan normal bisa beristirahat mengumpulkan tenaga setidaknya untuk 8 jam, maka istirahat Anda dengan operasi Caesar agak terganggu karena pemantauan berkala untuk tekanan darah, suhu, jumlah urine yang tertampung, kondisi  rahim, jumlah darah yang keluar pascaoperasi, dan pemeriksaan laboratorium bila diperlukan. Pemeriksaan ini penting untuk memantau seandainya ada tanda-tanda infeksi.

- Nyeri pasca operasi. Dokter akan memberikan obat pereda rasa nyeri.

- Risiko ‘cacat’ jangka panjang
Rahim yang sudah dioperasi itu bisa dikatakan seperti balon atau ban yang bocor ini. Ketika ditambal, bocor ini akan tertutup, namun akan rentan kalau terjadi tekanan kuat. Jadi memang ada ‘cacat’ untuk jangka panjang.

Walaupun luka operasi di permukaan kulit sudah sembuh pada 5-7 hari, di bagian dalam yaitu di dinding rahim, tidak secepat itu. Makanya, hingga 2 minggu bahkan lebih, nyeri itu tetap terasa. Untuk menjaga luka tidak rusak, Anda tidak disarankan segera hamil, serta ada pembatasan kelahiran.

Pada beberapa wanita, luka di permukaan kulit akan menjadi keloid. Anda bisa menghubungi dokter untuk mengurangi atau menghilangkannya. Beberapa wanita lain lagi, merasakan kulit di seputar sayatan menjadi extra sensitive, ada rasa seperti kulit tertarik atau terasa gatal-gatal padahal luka sudah sembuh.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia