Saat membesarkan anak perempuan, kita kerap tersandung dengan masalah sudut pandang yang menganggap bahwa cantik identik dengan keindahan fisik. Amy Sluss, pendiri Fabulous to Be Female, sebuah organisasi pemberdayaan wanita, mengatakan bahwa yang harus orang tua lakukan pertama kali dalam membesarkan anak perempuan adalah tidak membiarkan gambaran tentang keindahan fisik dan penampilannya melekat pada pikirannya. Berpenampilan menarik memang penting, tapi bukan segalanya.

Senada dengan Slush, Carol Gilligan, penulis buku In a Different Voice, mengatakan, "Selama ini, harapan kita tentang bagaimana anak perempuan harus terlihat, sangat sempit. Mengapa anak perempuan baru dibilang cantik ketika ia memakai rok atau gaun? Mengapa kita tidak memujinya sebagai anak baik ketika ia mau berteman dengan anak yang dikucilkan di sekolah? Atau, mengapa ia tak kita sebut sebagai anak yang simpatik ketika menolong temannya yang sedang kesusahan?"

Tak perlu menunggu momen penting untuk memuji anak. Anda mungkin bisa meniru  Putri yang pernah memuji Naya ketika ia berhasil ‘memasang’ baut dengan peralatan tukang miliknya. “Saya bilang padanya, kamu anak perempuan yang kuat, karena bisa memutar baut hingga kencang seperti ini,” kata Putri. Ya, Ma, hal-hal biasa pun bisa jadi bahan pujian untuk anak perempuan, kok.