Manfaat Anak Makan Berantakan

Mama mulai merasa kesal apabila anak terlihat memainkan makanannya dan jarang memasukkan makanan ke dalam mulutnya? Tenang, Ma! Meski Anda merasa kesal dan teruji kesabarannya menurut sebuah penelitian yang dilakukan di University of Iowa, semakin sering si kecil makan berantakan, semakin banyak ia akan belajar.

University of Iowa melakukan penelitian yang dilakukan terhadap 74 balita berusia 16 bulan ini mengharuskan mereka mengonsumsi 14 makanan non-padat, seperti saus apel, puding, jus, dan sup. Beberapa anak didudukkan di sebuah kursi tinggi dan beberapa lainnya tidak.

Balita-balita ini kemudian dikenalkan dengan kata-kata seperti "dax" dan "kiv". Semenit kemudian, balita diminta mengindentifikasi makanan yang sama dalam berbagai ukuran dan bentuk. Penelitian ini membuktikan bahwa anak yang berani kotor, sering duduk di kursi tinggi, dan belajar makan sendiri meski berantakan, akan belajar lebih banyak kata-kata dibanding yang tidak. Mereka diduga akan menjadi anak yang lebih cepat belajar dalam jangka panjang.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Developmental Science ini menyimpulkan bahwa balita yang bermain dengan makanan mereka, terutama yang lengket, lembek, dan sedikit cair, akan lebih pintar. Ini karena mereka mempelajari makanan melalui semua indera, seperti peraba, pengecap, perasa, dan sensorik (untuk melempar). Balita ini tidak hanya mengenali bentuk dan ukuran makanan secara visual, tetapi juga mengidentifikasi makanan lewat teksturnya.

Meski ‘permainan’ melempar makanan ini baik untuk si kecil, bukan berarti Anda boleh membiarkannya. Yang harus Anda lakukan adalah mengajarinya untuk memasukkan makanan dengan tepat ke dalam mulut. Selain itu, jangan lupa untuk memakaikannya celemek makan dan melapisi meja dan lantai dengan plastik agar cipratan makanan lebih mudah dibersihkan. (Foto: Getty Image)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia