10 Keterampilan yang Perlu Anak Asah

Ari Ahmadi, psikolog dari Essa Consulting, menekankan pentingnya menguasai keterampilan dasar akademis yang tepat, sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. “Jika anak dipaksakan belajar dengan cara dan di waktu yang tidak tepat, bisa jadi ia belum siap, jadi cepat jenuh, tidak percaya diri, dan menjadi pribadi yang kaku.”

Ia mencontohkan metode belajar calistung (baca-tulis-hitung) di usia dini. “Belajar calistung di usia dini harusnya mengajarkan konsep, bukan cara menulis atau praktek berhitung. Misalnya, konsep letak, bentuk, ukuran, dan volume. Jadi, anak diajari kanan dan kiri, bentuk persegi atau lingkaran, besar dan kecil, serta banyak atau sedikit.”

Belajar keterampilan yang tepat di tahap perkembangan yang tepat akan membantu anak memupuk minat terhadap bidang akademis. Selain fisiknya yang lebih mendukung, ia juga akan memiliki modal kognitif yang membantunya lebih mudah menguasai keterampilan.

Apakah ada keterampilan lain yang dianggap penting untuk anak? World Health Organization (WHO) menyebutkan, ada 10 keterampilan hidup utama (core life skills) yang perlu dimiliki seseorang untuk mampu menjawab tantangan hidup sehari-hari, yaitu:
- Problem solving
- Critical thinking
- Effective sommunication
- Decision-making
- Creative thinking
- Interpersonal relationship
- Self-awareness building
- Empathy
- Coping with stress and emotions

Seluruh keterampilan hidup di atas saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Seorang anak yang memiliki self-awareness, self-esteem, dan self-confidence yang baik akan mampu menelaah kekuatan dan kelemahan pada dirinya.

Sehingga, ia akan mampu mengenali kesempatan yang terdapat di hadapannya, sekaligus menyiapkan dirinya untuk menghadapi ancaman dari luar. Pada akhirnya, anak bisa mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam lingkungan dan menemukan pemecahan masalah yang tepat. Jadi, kenali keterampilan yang dimiliki anak, lalu kembangkan secara optimal.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia