Ajarkan Anak Agar Memiliki Kecerdasan Moral

Mengajarkan kecerdasan moral pada anak memang tidak mudah. Walaupun tidak mudah, kita harus tetap melakukannya. Mulailah dari konsep boleh dan tidak boleh. Hal ini akan lebih mudah diterima oleh cara berpikir anak. Misalnya, anak suka membuang makanan yang tidak disukainya. Anda bisa berkata, “Adik, tidak boleh membuang makanan.”

Ketika ia ditegur karena melakukan hal yang tidak boleh, barulah ia tahu bahwa hal itu salah. Tapi jangan lupa untuk memberi penjelasan, Ma. Kalau ia bertanya lebih lanjut, "Kenapa?", berikan penjelasan yang kongkret, alih-alih menceramahinya tentang konsep pamali (tidak elok) atau mubazir. Katakan, "Makanan itu dibuat oleh mama untuk kamu, supaya kamu sehat dan kenyang.”

Nah, setelah anak menyerap konsep boleh dan tidak boleh, barulah Anda dipersilakan untuk mengembangkannya pada konsep benar dan salah. Misal, "Nanti di rumah Tante, Adik tidak boleh berlarian ke sana ke mari di dalam rumah, ya. Itu tidak baik dan tidak sopan dilakukan di rumah orang."

Selanjutnya, semakin besar usia anak, Anda boleh mulai memperkenalkannya pada punishment ketika ia melanggar hal yang tak boleh. Sebaliknya, bila patuh, berilah ia reward. Dari sini ia akan belajar tentang konsep benar dan salah. Jika anak sanggup duduk manis selama bertamu, misalnya, beri ia pujian, “Mama senang, deh, tadi Adik berperilaku manis dan sopan. Nanti kalau bertamu lagi ke rumah orang lain, harus seperti itu, ya."

Konsep benar dan salah ini, pada akhirnya bisa Anda kaitkan dengan konsep kejujuran, keadilan, dan menghormati orang lain. Anda tinggal pilih, konsep mana yang ingin Anda utamakan. Kuncinya cuma satu: Konsisten dan terus-menerus menanamkan nilai-nilai tersebut. Ingat, Ma, penanaman nilai-nilai moral akan lebih mudah terserap oleh anak bila dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia