Ajarkan Anak Berjuang Untuk Hal Benar

anak berani berjuang untuk hal benar

Anak-anak yang tangguh dan berani berjuang adalah anak-anak yang akan survive dalam hidupnya kelak. Untuk itu, mereka perlu memiliki karakter kuat, di antaranya adalah rasa percaya diri dan penilaian moral, yang semua itu didapatnya dari pengasuhan sejak dini. Ketangguhan dan berani berjuang ini bisa untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
 
Ada beberapa keahlian yang perlu dimiliki anak untuk bisa memiliki rasa percaya diri dan penilaian moral yang kuat. Misalnya, menolak bergabung ketika anak lain diganggu atau—lebih baik lagi—berani membela anak yang sedang ditindas tersebut, berempati (memahami bahwa si korban sedang disakiti), berkemampuan untuk menyusun strategi (yaitu untuk merancang tindakan yang akan dilakukan), dan dapat mengantisipasi apa yang akan dilakukan anak-anak lain.

Baca juga: Mengenal The Resilient Kids, Si Anak Tangguh Zaman Now
 
Untuk Anak yang Lebih Kecil
Anak usia prasekolah biasanya fokus pada peraturan dan mengerti bahwa ia tidak boleh mengganggu temannya. Jadi, jika temannya diganggu, kemungkinan besar ia akan melaporkannya kepada orang dewasa. Jika si kecil melapor kepada Anda bahwa temannya masih mengompol, tekankan empati dasar ini: “Mama senang kamu cerita ke Mama, karena kamu juga sedih, kan, kalau diejek tukang ngompol?”
 
Ini membantu mereka mengenali seperti apa rasanya diejek. Hal ini akan membuat mereka ingin melindungi orang lain dari merasa terluka.

Di sisi lain, jika anak Anda yang gemar mengganggu temannya, coba ajak dia membayangkan kejadian yang sama: “Bagaimana jika ada orang yang mengejekmu? Bagaimana perasaan kamu jika itu terjadi padamu?”
 
Jadi, anak juga akan belajar untuk berempati pada orang lain. Repetisi sederhana dan latihan memposisikan diri di tempat orang lain adalah kunci untuk membantu anak yang lebih kecil untuk mengembangkan empati dalam dirinya.

Baca juga: Potensi Alami Ketangguhan Anak Sesuai Usia

Untuk Anak yang Lebih Besar
Anak usia sekolah memiliki lebih banyak pertimbangan karena mereka sekarang punya sahabat dan kelompok teman, dan mereka merasa harus setia terhadap kelompoknya. Lagipula, minta tolong kepada guru atau orang tua ketika menghadapi masalah tidak lagi ‘keren’ setelah berumur 6 atau 7 tahun.

“Karena itu, berikan strategi kepada si kecil untuk mengatasi ‘pikiran kelompok’,” ujar Erika Rich, Ph.D., seorang psikolog anak dari Los Angeles yang membentuk kelompok keahlian sosial untuk anak-anak.
 
Bila anak diganggu, tanyakan tentang detail kejadian tersebut, kemudian pikirkan tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang sama di masa depan.

Ajak anak untuk lebih fokus ke anak yang diganggu, misalnya mengajak anak yang kerap diganggu untuk bermain bersama. Bisa juga ajak anak untuk menghibur anak yang diganggu, serta berani menghadapi sang pengganggu setelah kejadian tersebut.  “Semakin sering Anda membahas situasi macam ini dengan mereka, semakin cepat mereka dapat bereaksi di saat hal tersebut terjadi lagi,” ujar Rich.
 
Dengan demikian, anak akan belajar berjuang untuk hal yang benar dengan nilai-nilai baik yang sudah Anda tanamkan dalam dirinya.
 
Baca juga:
Ajarkan Anak Jadi Pemberani
10 Pedoman Pengasuhan Membesarkan Anak Tangguh
3 Langkah Mengasuh Anak Tangguh
Ajarkan Anak Perempuan Jadi Tangguh

Foto: FREEPIK
Updated: November 2021

 


Topic

#usiasekolah #parenting #parentingstyle #pengasuhan

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia