Anak Berkelahi di Sekolah

Anak-anak pada usia 6-7 tahun belum terlalu terampil dalam mengemukakan perasaan atau pendapatnya secara verbal. Tidak heran apabila anak terlibat masalah dengan beberapa temannya, malah berujung dengan perkelahian, khususnya bagi anak laki-laki. Biasanya perkelahian dimulai dengan cekcok mulut dulu, lalu tak jarang anak jadi saling pukul dan akhirnya menangis.

Yang menjadi penyebab anak berkelahi dengan teman-temannya biasanya kalau tidak tersinggung karena diejek temannya, ya ditertawakan teman setelah jatuh akibat di dorong. Tidak jarang anak-anak berkelahi sampai cakar-cakaran dan pukul-pukulan dengan temannya karena masalah-masalah seperti tadi. Anak-anak di usia ini memang masih perlu belajar bagaimana menyelesaikan konflik dengan teman secara asertif.

Bagi para guru, para guru harus sabar dan hati-hati dalam menghadapi masalah anak seperti ini. Coba minta anak dan temannya yang terlibat perkelahian untuk menceritakan kejadian menurut versi mereka.

Setelah itu, tanyakan kepada masing-masing anak, apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka ingin teman lakukan. Nah, setelah mereka mengemukakan jawaban mereka, guru bisa mulai menjelaskan bahwa dalam berteman tidak boleh saling menyakiti dan setiap masalah harus diselesaikan dengan damai.

Belum tentu anak langsung mengerti dan bisa menahan emosinya, oleh sebab itu tak cukup sekali untuk mengingatkan anak mengenai hal ini, jadi, perlu diulang dan dilatih berkali-kali. Bukan hanya guru, melainkan para orang tua juga wajib untuk mengajarkan indahnya perdamaian dalam persahabatan kepada anak-anaknya.

Orang tua perlu senantiasa membekali anak dengan pengertian mengenai pergaulan di sekolah, dimana bisa saja terjadi konflik, tapi setiap konflik harus diselesaikan dengan damai. Pastinya senang sekali kan jika pada akhirnya anak-anak bisa menyelesaikan sendiri masalah mereka dengan baik dan bermain bersama lagi dengan akur.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia